Rabu 26 Oct 2016 15:39 WIB

Derita Perang Yaman

Rep: MgRol81/ Red: Teguh Firmansyah
Suasana kota tua Sanaa, Yaman, setelah berkecamuk perang.
Foto: Reuters
Suasana kota tua Sanaa, Yaman, setelah berkecamuk perang.

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Perempuan kurus berusia 18 tahun, Saida Ahmad Baghili, tergeletak di tempat tidur rumah sakit di kota pelabuhan laut merah, Hodaida. Dia merupakan bukti nyata dari maraknya penyakit malanutrisi yang disebabkan oleh 19 bulan perang saudara di Yaman.

Sejak tiba di rumah sakit Al-Thawra pada Sabtu (22/10), Baghili sudah terbaring lemah. Kerabat dan perawat di rumah sakit mengatakan Baghili tidak bisa mencerna makanan padat, ia hanya bisa menelan cairan seperti jus, susu dan teh.

"Masalahnya adalah malnutrisi karena situasi keuangan (dia) dan situasi (perang) saat ini,” ungkap seorang perawat di rumah sakit Al-Thawra, Asma Al-Bhaiji, pada Selasa (25/10).

Baghili berasal dari desa kecil, Shajn, sekitar 100 km barat daya dari kota Hodaida. Menurut kerabatnya, Saida Ali Baghili, ia bekerja dengan domba sebelum muncul tanda-tanda malnutrisi lima tahun lalu.

"Dia baik-baik saja. Dia dalam kondisi sehat. Tidak ada yang salah dengan dia. Dan kemudian ia jatuh sakit," kata Ali Baghili saat diwawancarai oleh Reuters.

"Dia telah menderita penyakit ini selama lima tahun. Dia tidak bisa makan. Dia mengatakan tenggorokannya sakit.” sambung Ali Baghili.

Setelah perang dimulai, kondisi Baghili memburuk dan keluarganya tidak memiliki uang untuk pengobatan. Berat badannya turun drastis dan dalam dua bulan terakhir ia juga menderita diare.

Baca juga, Koalisi Arab Saudi Bantah Targetkan Warga Sipil di Yaman.

"Ayahnya tidak mampu mengirimnya ke mana-mana (untuk perawatan), tetapi beberapa badan amal turut membantu," kata Ali Baghili tanpa merinci siapa saja pendonor bagi Baghili.

Seperti yang dilansir dari Reuters, Baghili merupakan satu dari lebih dari 14 juta orang Yaman yang kekurangan gizi. Menurut kelompok internasional Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), jumlah itu mencapai lebih dari setengah penduduk Yaman.

Gambaran ini melukiskan tragedi kemanusiaan yang terjadi di negara termiskin di Semenanjung Arab, di mana setidaknya 10.000 orang tewas dalam pertempuran antara koalisi yang dipimpin Arab Saudi dan sekutu Iran, gerakan Houthi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement