Jumat 28 Oct 2016 12:11 WIB

ISIS yang Terdesak dan Kepungan Bom Putus Asa

Pasukan elit kontraterorisme memasuki posisi ISIS di Desa Tob Zawa, sekitar sembilan kilometer dari Mosul, Irak, 25 Oktober 2016.
Foto:

Pasukan Kurdi harus bergerak hati-hati ketika melewati desa yang disesaki bangunan dengan latar belakang tanah tandus yang berjarak sekitar empat kilometer dari Mosul. Seperti daerah-daerah lainnya, desa itu juga ditanami dengan ranjau dan bom, sehingga gerak maju pasukan Kurdi dan Irak menjadi lambat.

"Banyak sekali bom yang ditanam, yang sekarang saya anggap musuh utama saya," kata Yihya diiringi senyum kecut.

Begitu asap tebal membumbung tinggi dari kendaraan yang telah dilumpuhkan, sembilan bendera merah kecil terlihat di pinggir jalan raya yang menunjukkan pasukan Kurdi sudah menandai bahwa bom telah ditanam di sana.

Tak jauh di luar desa itu, pasukan zeni bekerja hati-hati membersihkan bom dari jalan raya demi memberi jalan aman bagi penduduk sipil. Penjinak bom meledakkan dua bahan peledak dalam jangka waktu satu jam.

Pasukan Kurdi mengatakan, para petempur ISIS bersembunyi di dalam terowongan yang telah mereka perpanjang di bawah Fadiliya, seperti jejaring yang mereka bangun di dekat Mosul. Mengusir militan-militan ini keluar dari terowongan adalah pekerjaan berbahaya, selain butuh waktu lama.

Sekelompok kecil pejuang Peshmerga melewatkan waktu di tanggul kotor dan kadang-kadang mengangkat senapan serbu AK-47 miliknya. Kantong-kantong pasir ditempatkan pada truk-truk yang mengangkut mereka demi melindungi mereka dari pengebom bunuh diri.

Swara Omar berbicara berat sambil berdiri dengan punggung menyender ke pepohonan dari mana pengebom bunuh diri melancarkan serangan yang menewaskan lima kompatriotnya.

"Daesh (ISIS) melemah. Mereka tidak seefektif sebelumnya," kata dia.

Namun optimismenya masih dibarengi kenyataan bahwa bahaya masih mengancam pejuang Kurdi yang terusir ketika ISIS mengharu biru Irak utara pada 2014, yang kini pelan tapi pasti mereka merebut kembali daerah-daerah itu setelah Amerika Serikat membantu mereka dengan serangan udara.

"Kami akan ke medan lagi manakala kami mendapat perintah. Banyak IED (ranjau). Penuh IED," kata dia di tengah sebuah bendera Kurdi yang berkibar di sebuah gedung di desa di belakangnya.

Pasukan khusus Kurdi ditempatkan jauh dari desa itu di sebuah pos pemeriksaan dengan menara-menara pengawas. Mereka tidak mau mengambil risiko. Ketika seorang pria datang dari sebuah desa memperkenalkan diri kepada mereka, seorang perwira Kurdi dengan hati-hati memeriksa ponselnya dan memeriksa beberapa nomor yang berada pada daftar kontaknya.

Dari kejauhan, skuat penjinak bom meledakkan bom dan ranjau yang ditanam ISIS. Tembakan juga terdengar di sana sebagai antisipasi untuk tugas ke depan, demikian dilaporkan Antara News.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement