Selasa 01 Nov 2016 08:14 WIB

AS Minta Saudi Hentikan Serangan di Yaman

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang pegawai berjalan di dalam pabrik makanan ringan yang hancur dihantam serangan udara koalisi Arab Saudi di Sanaa, Yaman, Selasa, 9 Agustus 2016.
Foto: Reuters/Khaled Abdullah
Seorang pegawai berjalan di dalam pabrik makanan ringan yang hancur dihantam serangan udara koalisi Arab Saudi di Sanaa, Yaman, Selasa, 9 Agustus 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- AS telah meminta agar Arab Saudi menghentikan operasinya di Yaman. Dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB, Senin (31/10), AS meminta koalisi pimpinan Saudi mengakhiri serangan udaranya.

"Setelah 19 bulan pertempuran, seharusnya jelas tidak ada solusi militer dalam konflik ini," kata Duta Besar AS untuk PBB, Samantha Power. Ia menyebut serangan udara yang menghantam sekolah, rumah sakit dan objek sipil harus dihentikan.

Power menambahkan dalam sejumlah kasus serangan udara telah merusak infrastruktur kunci yang penting untuk pengiriman bantuan kemanusiaan. Power juga mengecam serangan rudal yang dilakukan Houthi pada Saudi.

Menurutnya, Saudi punya hak untuk membela diri. Meski demikian, sejumlah kritik menyasar AS dan Inggris yang masih terus memasok amunisi. AS tetap menyediakan pesawat tempur pengisi bahan bakar untuk operasi di Yaman.

Dalam delapan tahun, pemerintah Obama telah menawarkan total 115 miliar penjualan senjata untuk Saudi. Direktur HRW PBB, Louis Charbonneau mengatakan, seruan AS untuk menghentikan serangan akan sejalan jika AS tidak memberikan senjata pada Saudi.

Baca juga, Koalisi Arab Saudi Bantah Targetkan Warga Sipil di Yaman.

Dalam serangan terbaru pada Sabtu, serangan udara koalisi di kota pelabuhan Hodeidah telah menewaskan 43 orang. Sebagian besar adalah tahanan kota. Sejak Maret 2015, lebih dari 10 ribu orang tewas, termasuk 4.000 warga sipil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement