Selasa 08 Nov 2016 18:50 WIB

Hadiri Kampanye Terakhir Clinton, Obama Beri Salam Perpisahan

Rep: Puti Almas/ Red: Andi Nur Aminah
Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dan kandidat Presiden AS dari Partai Demokrat Hillary Clinton
Foto: Flipboard
Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dan kandidat Presiden AS dari Partai Demokrat Hillary Clinton

REPUBLIKA.CO.ID, PHILADELPHIA -- Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengatakan fajar baru akan datang dalam sejarah di negara itu. Ia memberikan pidato kepada banyak orang di beberapa negara bagian seperti Michigan, New Hampshire, dan Pennsylvania dalam tur perpisahan bersama dengan sang istri, Michelle.

Keduanya meyakinkan warga di Negeri Paman Sam untuk bersama-sama menyongsong masa depan baru bersama kandidat dari Partai Demokrat Hillary Clinton. Obama juga bercerita nostalgia bagaimana ia menjabat sebagai presiden di negara itu selama delapan tahun, sekaligus mengucapkan terima kasih kepada bangsa yang memberi kesempatan padanya untuk menjadi seorang pemimpin.

Obama kemudian tampil bersama dengan Clinton dalam satu panggung bersama. Keduanya, menjadi 'satu-satunya' sosok yang mewarnai sejarah pemilihan presiden di AS.

Pria berusia 55 tahun itu adalah orang keturunan Afrika pertama yang memimpin AS. Sementara, jika Clinton menang dalam pemilihan, maka dirinya akan menjadi presiden perempuan pertama di negara itu.

Michele juga memberi pidato dalam kampanye terakhir Clinton yang menunjukkan harapannya terhadap pengganti sang suami. Ia yakin, visi dan misi yang dimiliki Obama untuk mewujudkan masa depan AS lebih baik sangat kontras dengan visi kandidat dari Partai Republik Donald Trump.

Selain itu, Michelle juga kagum pada seluruh lapisan masyarakat yang membuat dirinya selama delapan tahun dapat menjadi seorang ibu negara. Belum lagi, dengan AS yang juga menjadi negara dengan keterbukaan terhadap semua orang tanpa memandang perbedaan dan kedudukan apapun.

"Saya seorang gadis dari pinggiran selatan Chicago yang juga memiliki kakek buyut seorang budak dapat menempuh pendidikan di salah satu universitas terbaik dunia di AS dan suami saya yang dibesarkan oleh orang tua tunggal dari Hawai memimpin di Gedung Putih," ujar Michelle, Senin (7/11).

Ia berterima kasih sebesar-besarnya kepada masyarakat AS yang memberi kesempatan kepadanya dan Obama untuk bersama menyongsong masa depan selama delapan tahun. Michelle juga ingin memastikan bahwa Clinton adalah kandidat terbaik untuk memenangkan pemilu.

"Terima kasih telah menyambut kami dan memberi kesempatan dengan menerima bagaimana kepemimpinan suami saya, meski tak semua dari Anda mungkin setuju," ujar Michelle.

Sebelumnya, Obama dan Clinton merupakan dua saingan dalam pemilihan presiden periode sebelumnya. Namun, hampir satu dekade setelahnya, mereka bersama-sama merasa saling membutuhkan. Khususnya, untuk mencegah warisan perjuangan Partai Demokrat demi masa depan AS dan mengalahkan Trump.

Obama dan keluarga menyadari bahwa dengan keluarnya nama pemenang pemilu kali ini adalah tanda berakhirnya era kepresidenan dari pria yang merupakan Presiden AS ke-44 itu. Ia yang telah memimpin negara selama dua periode itu tak akan dapat mencalonkan diri lagi.

Pria bernama lengkap Barack Hussain Obama itu juga memberikan kado perpisahan untuk Clinton. Ia mengajarkan mantra kampanye yang dapat seketika menaruh semangat dalam diri perempuan berusia 68 itu.

"Taruh api dalam diri Anda dan siap untuk melangkah," ujar Obama kepada Clinton di hadapan kerumunan penonton dalam kampanye di New Hampshire.

Ia juga mengajak semua warga AS untuk berpartisipasi dalam pemilu. Obama mengatakan, demokrasi adalah prinsip utama di negara itu dan dengan memberi suara, maka setiap orang berkontribusi untuk masa depan bangsa. "Bagaimana satu suara dapat mengubah segalanya, termasuk masa depan bangsa dan dunia. Ini yang ingin saya tunjukkan kepada Anda semua," kata Obama menambahkan.

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement