REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Moskow memprotes rencana Ukraina melakukan uji-uji peluru kendali dekat Krimea, yang dicaplok Rusia pada 2014 setelah penggulingan presiden Ukraina pro Rusia, menaikkan suhu dalam pertikaian antara kedua negara tersebut.
Badan Penerbangan Rusia Rosaviatsia menyatakan Jumat malam pihaknya telah menerima pemberitahun dari Ukraina mengenai uji rudal di "ruang udara berdaulat Rusia" pada 1 dan 2 Desember di kawasan Simferopol di Krimea.
Kementerian Pertahanan Rusia menyerahkan nota protes kepada atase pertahanan Ukraina, sementara Oleksander Turchinov, sekretaris Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional Ukraina menolak klaim Moskow bahwa Kiev telah melanggar perjanjian-perjanjian internasional.
"Ukraina melakukan uji-uji rudal sesuai dengan kerangka kerja dari semua perjanjian dan kewajiban internasional. Karena itu kami meminta Rusia jangan merintangi uji-uji rudal tersebut dengan aksi-aksi provokatif dan dan histeris," katanya dalam sebuah pernyataan yang diposting di laman resminya.
Negara-negara Barat mengambil langkah-langkah bersifat menghukum sejumlah orang Rusia yang dekat dengan Presiden Vladidmir Putin dan memberlakukan sanksi-sanksi seperti pembatasan akses ke pasar-pasar utang, terhadap perusahaan-perusahaan terkemuka Rusia setelah pencaplokan Krimea.
Uji-uji rudal yang direncanakan Ukraina terjadi bersamaan dengan langkah Moskow meningkatkan kehadiran militernya di Krimea.