REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Calon presiden Prancis dari Partai Republik, Francois Fillon menghadapi tantangan berat untuk meyakinkan masyarakat kalau ia bisa membuat program yang menjanjikan perubahan radikal di Prancis. Fillon memenangkan suara dalam pemilihan pendahuluan yang digelar pada Ahad lalu.
"Saya harus meyakinkan rakyat Prancis kalau proyek kami bisa meningkatkan kehidupan. Proyek yang menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pertumbuhan, dan memerangi kelompok fanatik yang menyatakan perang terhadap kami," katanya, Ahad, (27/11). Ia memenangkan suara dari lawannya Alain Juppe sehingga ia berhak ikut pemilihan presiden pada 2017 mendatang di Prancis.
Fillon mengaku siap mengambil tantangan-tantangan yang tak biasa bagi Prancis. "Katakan kebenaran dan ubah perangkat lunaknya," kata dia dilansir Reuters.
Fillon yang khawatir dengan pernikahan sesama jenis dan meminta migran untuk berasimilasi dengan budaya Prancis membuatnya menjadi lawan yang sulit dalam isu-isu sosial. Jerman juga mempertanyakan Fillon karena memiliki hubungan yang lebih hangat dengan Rusia daripada Hollande.
Mantan Presiden Prancis, Sarkozy mengatakan, ini saatnya bagi keluarga politik untuk lari bersama di sekitar Fillon. "Ini untuk memastikan rakyat Prancis mendapatkan alternatif kebijakan daripada sebelumnya."