Rabu 14 Dec 2016 10:16 WIB

Wanita Mantan Budak Seks ISIS Terima Penghargaan Sakharov

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Andi Nur Aminah
Nadia Murad (kiri) dan  Lamiya Aji Bashar, dua perempuan yang jadi korban seks ISIS
Foto: Mirror
Nadia Murad (kiri) dan Lamiya Aji Bashar, dua perempuan yang jadi korban seks ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Dua wanita Yazidi, Nadia Murad (18) dan Lamiya Aji Bashar (23), mendapatkan penghargaan hak asasi manusia (HAM) Sakharov dari Parlemen Eropa. Penghargaan ini diberikan kepada keduanya atas keberanian mereka setelah berhasil berjuang keluar dari perbudakan seks ISIS.

Murad dan Bashar merupakan dua orang dari ribuan wanita dan anak-anak Yazidi yang diculik oleh ISIS. Pemberontak ISIS menyerbu Sinjar pada Agustus 2014 lalu dan segera membunuh, menangkap, dan memperbudak penduduk Yazidi.

Murad mengatakan, ia dibawa oleh anggota ISIS ke Mosul dan berhasil melarikan diri pada November 2014. Sambil tertatih, ia mencapai kamp pengungsi dan akhirnya melakukan perjalanan ke Jerman.

"Ketika Daesh memasuki desa saya, mereka membunuh anak-anak dan laki-laki tua muda. Keesokan harinya, mereka membunuh wanita tua dan membawa gadis-gadis muda, termasuk saya, ke Mosul. Di Mosul, saya melihat ribuan perempuan Yazidi dikirim ke tuan budak mereka," ujar Murad, di Universitas Kairo, Mesir, dikutip Mirror.

Menurutnya, hanya mereka yang berani yang berhasil melarikan diri dari tuan budak. Ia telah menjadi korban terorisme dari kelompok yang melakukan kejahatan keji atas nama Islam. "Saya datang ke dunia Muslim untuk mengeluh dan menuntut sikap Arab dan Islam terhadap Daesh. Tidak ada agama yang menerima memperbudakan wanita dan memperkosa anak-anak," tuturnya.

Murad sejak saat itu aktif sebagai advokat untuk Yazidi. Ia menyerukan hak-hak pengungsi dan perempuan secara umum, serta melawan kampanye melawan perdagangan manusia. Murad juga meluncurkan 'Nadia Initiative,' sebuah lembaga yang khusus membantu korban genosida. Ia mengatakan, pembantaian ISIS terhadap kaum Yazidi juga termasuk genosida.

Bashar juga ditangkap dalam serangan yang sama seperti Murad, yang kemudian dijadikan budak seks oleh ISIS. Dia lolos pada Maret tahun lalu, namun harus kehilangan penglihatan satu matanya setelah terkena ranjau darat saat melarikan diri.

"Penghargaan Sakharov memberi saya kekuatan besar dan ini alasan mengapa saya mengambil keputusan untuk lebih lantang bersuara. Yazidi telah menjadi korban dari ekstremisme, kekerasan dan terorisme," kata Bashar.

Ia kini tinggal di Jerman dan telah menjalani pengobatan untuk luka-lukanya. Ia juga bekerja sebagai advokat untuk Yazidi.

"Dua wanita yang duduk di sini, Lamiya Aji Bashar dan Nadia Murad, adalah pahlawan. Mereka telah menderita kekejaman tak manusiawi, selamat dari kurungan, dan berhasil melarikan diri. Mereka telah mengalahkan rasa takut dan penderitaan, yang akhirnya menemukan perlindungan di Eropa," kata Presiden Parlemen Eropa, Martin Schulz.

Penghargaan Sakharov adalah penghargaan Kebebasan Berpikir untuk menghormati individu dan organisasi membela hak asasi manusia dan kebebasan. Diambil dari nama seorang ilmuwan Rusia Andrei Sakharov, penghargaan ini diberikan setiap tahun oleh Parlemen Eropa sejak 1988.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement