REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat mengajukan permintaan resmi kepada Cina untuk mengirim drone bawah laut miliknya yang disita di perairan internasional.
AS menduga Angkatan Laut Cina menyita drone penelitian tersebut di Laut Cina Selatan pada Kamis (17/12). Insiden tersebut terjadi saat kapal survei oseanografi USNS Bowditch akan mengambil pesawat tanpa awak itu.
Dilansir BBC, pejabat AS mengatakan drone tersebut digunakan untuk menguji salinitas air dan temperatur. Data yang dikumpulkan menjadi bagian program tak rahasia. Juru bicara Pentagon Kapten Jeff Davis mengatakan kepada wartawan data itu digunakan memetakan saluran bawah laut.
"Drone itu diambil Cina. UUV (Kendaraan Bawah Laut tanpa Awak) sesuai hukum melakukan survei militer di perairan Laut Cina Selatan. Alat itu memiliki imunitas kedaulatan yang tercantum jelas dalam bahasa Inggris agar tidak diambil dari dalam air. Itu milik AS," katanya.
Dalam pernyataan, Pentagon mengatakan kapal AL Cina ASR-510 mendeka dalam jarak 457 meter dari Bowditch, meluncurkan kapal kecil dan mengambil UUV. Bowditch melakukan kontak radio dengan kapal Cina meminta drone dikembalikan, namun dihiraukan.
"Ini bukan tindakan yang kami harapkan dari AL profesional," kata Kapten Davis.