REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang perwira Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) pada Selasa (10/10/2023) mengaku bersalah karena memberikan informasi militer sensitif kepada seorang perwira intelijen Cina. Wenheng Zhao dan pelaut AS lainnya, Jinchao Wei, ditangkap pada Agustus karena dicurigai menjadi mata-mata Cina.
Zhao mengaku bersalah di pengadilan federal di Kalifornia atas tuduhan berkonspirasi dengan petugas intelijen asing dan menerima suap. Dia terancam hukuman lima tahun penjara karena konspirasi dan maksimal 15 tahun penjara karena suap. Hukuman ditetapkan pada 8 Januari.
Menurut para pejabat AS, Zhao, yang ditempatkan di pangkalan angkatan laut di utara Los Angeles, menerima hampir 15 ribu dolar AS dari perwira intelijen Cina antara Agustus 2021 dan Mei 2023. Sebagai imbalannya, Zhao menyerahkan informasi sensitif mengenai keamanan operasional Angkatan Laut AS, latihan dan infrastruktur penting.
Zhao secara khusus memberikan informasi tentang latihan maritim skala besar di Pasifik dan diagram kelistrikan serta cetak biru untuk sistem radar yang berlokasi di Okinawa, Jepang.
“Badan intelijen Republik Rakyat Cina secara aktif menargetkan pemegang izin (keamanan) di kalangan militer, berusaha membujuk mereka dengan uang untuk memberikan informasi sensitif pemerintah,” kata Asisten Jaksa Agung, Matthew Olsen, dilaporkan Al Arabiya.
Wei, yang bertugas di kapal serbu amfibi USS Essex, dituduh menyerahkan lusinan dokumen, foto, dan video yang merinci pengoperasian kapal dan sistemnya kepada Cina.
Pekan lalu, seorang mantan sersan Angkatan Darat AS ditangkap karena berupaya memberikan informasi rahasia kepada Cina. Sementara itu, Joseph Schmidt yang bertugas di unit intelijen militer dari 2015 hingga 2020, didakwa menyimpan informasi pertahanan nasional dan berusaha mengirimkannya ke Cina.