Selasa 20 Dec 2016 13:59 WIB

Kesaksian Fotografer AP Saat Menyaksikan Dubes Rusia Tersungkur di Hadapannya

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Penembak Dubes Rusia untuk Turki, Mevlut Mert Altintas usai menembak sang Dubes Andrei Karlov, di galeri foto di Ankara, Senin, 19 Desember 2016. Tampak Jasad Karlov tergeletak di sampingnya.
Foto: AP Photo/Burhan Ozbilici
Penembak Dubes Rusia untuk Turki, Mevlut Mert Altintas usai menembak sang Dubes Andrei Karlov, di galeri foto di Ankara, Senin, 19 Desember 2016. Tampak Jasad Karlov tergeletak di sampingnya.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Seorang fotografer Associated Press mengungkap kesaksiannya saat menyaksikan penembakan Duta Besar Rusia untuk Turki Andrei Karlov. Burhan Ozbilici mengatakan peristiwa yang terjadi begitu cepat terlihat bagaikan sebuah sandiwara teater.

Pria yang melakukan penembakan, diidentifikasi dengan nama Mevlut Mert Altintas saat itu mengeluarkan pistol. Ia yang mengenakan jas dan dasi tiba-tiba menembak dari belakang Karlov yang sedang berdiri di podium untuk menyampaikan pidato di sebuah galeri foto.

Dia mengatakan saat itu semua orang tertegun. Penonton yang sedang menikmati pameran begitu terkejut orang yang berdiri di hadapan mereka dalam hitungan detik sudah tak bernyawa.

Suara tembakan terdengar setidaknya delapan kali. Banyak orang ketakutan dan bersembunyi di berbagai sudut dan tempat yang mungkin dijangkau saat itu.

"Saya juga takut dan bingung. Orang-orang terlihat bersembunyi di bawah meja atau berbaring di lantai, lalu saya menemukan penutup parsial di balik dinding dan menyembunyikan diri," ujar Burhan.

Baca: Pelaku Penembakan Dubes Rusia di Turki Terungkap

Ia menjelaskan, saat bersembunyi, diam-diam dirinya tetap membidikkan kameranya dan mengambil foto. Burhan berusaha merekam adegan yang mengerikan, meski hal itu berisiko tinggi mengancam nyawanya.

Pada awalnya, Burhan datang ke pameran foto bertajuk "Dari Kaliningrad ke Kamchatka, dari Mata Para Wisatawan" itu bukan untuk pekerjaan. Ia saat itu dalam perjalanan pulang dari kantor dan berpikir melihat ke galeri untuk menambah koleksi gambar dengan cerita hubungan Rusia dan Turki.

"Ketika saya tiba, pidato Dubes sudah berlangsung. Saya lantas mendekat untuk mengambil fotonya dan berpikir foto-foto akan dipakai untuk rtikel hubungan Turki-Rusia. Saat pidato Dubes berlangsung dan pengunjung yang datang mendengarkannya, penembakan itu terjadi. Burhan masih tak percaya melihat detik-detik Karlov tersungkur hanya beberapa meter dari dirinya.

"Saya masih ingat bagaimana Dubes Rusia menyampaikan cerita tentang negaranya dengan suara lembut dan tiba-tiba ia ditembak," kata Burhan.

Sebelum melepaskan tembakan, pelaku meneriakkan kata-kata "Jangan Lupa Aleppo, Jangan Lupa Suriah!". Hal itu nampaknya mengacu pada protes atas dukungan Rusia kepada Pemerintah Suriah dalam konflik di negara Timur Tengah itu.

Mevlut merupakan seorang petugas polisi antihuru hara di Ankara. Burhan mengatakan setelah melakukan penembakan, Mevlut juga menghancurkan beberapa foto yang tergantung di dinding.

Hingga kemudian, polisi datang dan menembak Mevlut. Semua orang di dalam ruangan galeri kemudian diminta pergi dan keadaan mulai terasa sedikit lebih aman.  

"Saat saya kembali ke kantor dan mengedit foto yang diambil, jelas terlihat pelaku berdiri di belakang Dubes saat pidato, seperti teman atau pengawalnya," kata Burhan.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement