Sabtu 31 Dec 2016 07:06 WIB

Putin Mempermalukan Amerika Serikat

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Nidia Zuraya
Vladimir Putin dan Barack Obama
Foto: AP PHOTO
Vladimir Putin dan Barack Obama

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin yang menolak mengambil langkah balasan terhadap Amerika dianggap telah mempermalukan Amerika Serikat (AS). Michel Kofman ahli Rusia dan Eurasia dari Wilson Center mengatakan pernyataan Putin menjadi jawaban paling menyakitkan yang pernah AS dapatkan.

"Ini keterusterangan yang paling menyakitkan dan memalukan yang pernah Amerika terima," kata Kofman seperti yang dilansir dari sputniknews.com, Jumat (30/12).

Kofman mengatakan tuduhan AS mengenai mata-mata Rusia yang merentas hasil pemilihan Presiden jelas sebagai penolakan Barack Obama dan kongres atas kebijakan dan kedekatan Donald Trump dengan Rusia. Tapi bukannya merespon dengan strategi baru, kata Kofman, justru membuat pernyataan yang sudah diprediksi. 

"Rusia memilih untuk menjadikan mereka bukan apa-apa," katanya. 

Ahli Rusia lainnya Boris Zilberman dari Lembaga Pertahanan Demokrasi yakin kemenangan Donald Trump tidak ada relasinya dengan Putin. "Menurut saya Putin melihat Obama berusaha untuk memberi hentakan hubungan (antar dua negara) ke pemerintahan selanjutnya, dan ia seolah berada di atas keributan tersebut sehingga ia terlihat menang," Zilberman. 

Direktur Program Perang Dingin Harvard jurusan Rusia dan Eurasia Mark Kramer menegaskan respon dan penyakalan Rusia membuat Obama terlihat lemah. Kramer mengatakan pernyatan Putin memberi kesan langkah-langkah Obama tidak penting dan lemah. 

"Dan tidak layak jawab," kata Kramer. 

Sebelumnya, Putin menolak langkah lanjut setelah Presiden Amerika Barack Obama menyatakan ada mata-mata Rusia yang merentas hasil pemilihan Presiden Amerika 8 November lalu. Putin memilih menahan diri sampai Donald Trump dilantik pada 20 Januari 2017 mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement