Selasa 03 Jan 2017 09:01 WIB

Hadapi Globalisasi, Partai JI Pakistan Sarankan Umat Islam Bersatu

Rep: Marniati/ Red: Agus Yulianto
Pendukung partai Islam Jamaat-e-Islami menggelar aksi protes.
Foto: EPA/Shahzaib Akber
Pendukung partai Islam Jamaat-e-Islami menggelar aksi protes.

REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Partai Jamaat-e-Islami (JI) Pakistan menyerukan adanya solidaritas dari dunia muslim untuk umat Islam yang tertindas, seperti di Myanmar dan Aleppo. Pemimpin JI, Siraj-ul-Haq, mengatakan, saat ini, para penguasa negara-negara Muslim tetap diam atas isu-isu penting dan serius yang dihadapi oleh umat Islam.

Dia memuji, peran aktif Turki pada isu-isu umat Islam di seluruh dunia. Skenario global, saat ini, menuntut peran aktif dari negara Muslim dan Pakistan dalam urusan daerah dan dunia. Untuk itu, dia meminta, pemerintah Pakistan berperan aktif terhadap penindasan yang terjadi dan mengambil langkah-langkah nyata untuk mengatasi hal tersebut.  

JI juga akan berperan aktif terhadap masalah umat Islam di seluruh dunia dan menumbuhkan harapan bagi mereka. "Saya menyatakan duka yang mendalam atas diamnya  pemimpin umat Islam di seluruh dunia tentang isu-isu serius. Kita tidak bisa mengharapkan PBB untuk mengurus muslim seluruh dunia. Kita harus membentuk blok muslim sendiri,” ujar Siraj-ul-Haq seperti dilansir dailytimes.com.pk (2/1).

Dia juga mendesak negara-negara Muslim untuk membangun pasar dunia bersama dengan mengembangkan silabus pendidikan dan pasukan gabungan. Siraj-ul-Haq menuduh, PBB memiliki  standar ganda dan menikmati kemunafikan.

Menurutnya, lembaga-lembaga internasional tidak bertindak untuk membantu mengubah nasib umat Islam yang tidak bersalah. PBB hanya bertindak ketika melayani kepentingan kekuatan global. "Dunia barat hanya menyampaikan suara keprihatinannya dan tidak mengambil langkah yang solid untuk membantu umat Islam yang tertindas di seluruh dunia," katanya.

Riraj-ul-haq mengutuk nasib perempuan Muslim dan anak-anak di Aleppo, yang mengalami pemerkosaan, penyiksaan fisik dan mental serta eksekusi yang mengerikan. Dia berharap, tahun ini, akan menjadi tahun perjuangan untuk revolusi Islam yang damai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement