REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Duta Besar Amerika Serikat yang dipilih Presiden Amerika Serikat diminta ikut lepas jabatan pada 20 Januari mendatang. Pada hari itu, Donald Trump resmi menjadi presiden pengganti Obama.
Pada Jumat (6/1), Duta Besar AS untuk Selandia Baru, Mark Gilbert mengatakan ia akan pulang pada hari pelantikan Trump. Menurutnya, itu adalah mandat yang dikeluarkan tim transisi Trump pada semua Dubes pilihan Obama tanpa terkecuali.
Gilbert mengatakan mandat tersebut dikirimkan sebagai perintah Departemen Luar Negeri pada 23 Desember lalu. Seperti dilansir Washington Post, pejabat anonim dari Deplu AS menyebut Dubes di London dan Paris termasuk yang dipanggil pulang.
Pada tahun ini para Dubes dan keluarga juga dilarang menjalani perpanjangan apa pun meski alasan keluarga. Washington Post menyebutnya instruksi spesifik tegas yang tidak biasa.
Berita awal isu ini dimuat New York Times yang mengutip seorang sumber diplomatik anonim yang bekerja di pemerintahan. Mandat itu dinilai mengancam bagi beberapa negara kritis seperti Jerman, Kanada dan Inggris.
Perintah juga akan berlaku pada pejabat level tinggi seperti Jane Harley yang jadi Dubes untuk Prancis dan Dubes Israel, Daniel Shapiro. Trump telah menunjuk pengganti Shapiro, David Friedman, seorang pengacara dan penasihat Trump.
Pejabat dari Departemen Luar Negeri dan tim transisi Trump belum mengeluarkan pernyataan. Sementara, posisi Dubes akan kosong selama beberapa bulan sebelum Senat mengonfirmasi perwakilan baru.
Seorang sumber anonim dari tim transisi Trump mengatakan perintah itu tidak akan berakibat buruk. Ia menyebutnya masalah sederhana seperti memastikan perwakilan Obama meninggalkan pemerintahan tepat waktu. Sama seperti yang dilakukan ribuan asisten politik Gedung Putih dan badan federal lainnya.
Baca juga, Donald Trump Menangkan Pilpres AS.