Sabtu 07 Jan 2017 00:00 WIB

Malaysia: Pencarian MH370 Dihentikan Dua Pekan Mendatang

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Kawasan pencarian baru pesawat Malaysia Airline MH370 dalam warna oranye, sementara kawasan pencarian hingga saat ini dalam warna ungu.
Foto: ABC
Kawasan pencarian baru pesawat Malaysia Airline MH370 dalam warna oranye, sementara kawasan pencarian hingga saat ini dalam warna ungu.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pemerintah Malaysia pada Jumat (6/1) menyatakan pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang, akan berakhir dua pekan mendatang setelah pencarian di wilayah 120 ribu kilometer persegi, yang dianggap pakar sebagai tempat pesawat tersebut jatuh, selesai.

Penyelidik pada bulan lalu menyarankan pencarian diperpanjang seluas 25 ribu kilometer persegi hingga wilayah lebih jauh ke arah utara Samudra Hindia setelah mereka mengakui pada tempat pencarian sebelumnya mungkin salah.

Namun, Menteri Perhubungan Malaysia, Liow Tiong Lai, kepada wartawan menyatakan pencarian di daerah seluas 120 ribu kilometer persegi akan dirampungkan, bahkan pencarian akan diakhiri karena tidak ada petunjuk pasti mengarah untuk perpanjangan.

Laporan terkini, yang dikeluarkan Biro Keselamatan Angkutan Australia, menyebutkan pencarian akan diselesaikan dalam satu atau dua pekan. "Pencarian segera berakhir setelah itu," kata Liow sebagaimana dikutip Kantor Berita Bernama.

Laporan tersebut, ungkap Liow, akan disampaikan secara online. "Semua putusan akan mengacu pada laporan yang akan dibuat kemudian," ujarnya.

Pesawat MH-370 itu hilang pada Maret 2014 berikut 239 penumpang dan awak di dalamnya, sebagian besar dari mereka berkewarganegaraan Cina, dalam perjalanan Ibu Kota Malaysia di Kuala Lumpur menuju Beijing.

Di mana pesawat itu berada akan menjadi salah satu misteri penerbangan terbesar di dunia. Anggota keluarga korban mendesak pencarian agar dilanjutkan dan diperpanjang ke wilayah lain.

Tiga negara ikut terlibat dalam pencarian pesawat tersebut, yakni Malaysia, Australia, dan Cina. "Mereka akan bertemu sebelum 28 Januari mendatang untuk memutuskan tindakan selanjutnya," kata Liow.

Pada bulan lalu, pemerintah Australia juga menolak rekomendasi utnuk memperpanjang pencarian dengan menyebutkan lemahnya akurasi barang bukti. Sebanyak 33 keping reruntuhan, yang diduga berasal dari pesawat tersebut, ditemukan, termasuk bagian sayap dan ekor, di lepas Pantai Mauritius, pulau Reunion milik Prancis di Samudra Hindia, Mozambik, Tanzania, dan Afrika Selatan.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement