REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah Cina mengatakan bahwa sengketa Laut Cina Selatan bukan merupakan persoalan antara Cina dan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Lu Kang, dalam jumpa pers, Selasa (10/1), mengatakan pihaknya menyambut baik pernyataan pemerintah Filipina terkait sengketa Laut Cina Selatan. Pada Kamis (5/1) pekan lalu, Wakil Menteri Luar Negeri Filipina Enrique Manalo mengatakan bahwa putusan penengahan sengketa soal masalah Laut Cina Selatan tidak akan menjadi agenda pembicaraan pertemuan puncak ASEAN tahun ini.
Filipina tahun ini menjabat sebagai presiden bergilir ASEAN. Filipina pada 2013 mengajukan permintaan penengahan sengketa dengan Cina ke Pengadilan Arbitrasi Permanen (PCA).
PCA pada 12 Juli tahun lalu mengeluarkan putusan setebal 479 halaman menyangkut kasus Laut Cina Selatan. Putusan itu memberikan dukungan kepada Filipina.
Cina menyatakan keputusan PCA gugur dan batal. Cina tetap menganggap pengadilan internasional itu tidak memiliki wewenang menyangkut kasus kedaulatan wilayah dan penetapan garis batas maritim di Laut Cina Selatan.
Lu mengatakan masalah Laut Cina Selatan hanya terkait antara Cina dan beberapa negara ASEAN, bukan Cina dengan ASEAN.
Cina, ungkap Lu, bertekad untuk menyelesaikan sengketa Laut Cina Selatan dengan negara-negara terkait secara langsung melalui perundingan. Cina juga akan bekerja sama dengan negara-negara ASEAN untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan.
"Tahun ini merupakan peringatan ke-50 pembentukan ASEAN dan Cina selalu menganggap ASEAN memiliki peranan penting dalam hubungan di kawasan. Cina siap meningkatkan dialog dengan Filipina dan mendukung tugas negara itu sebagai ketua ASEAN," ujarnya.