REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Calon menteri pertahanan Amerika Serikat (AS) James Mattis mengatakan Rusia adalah ancaman terbesar bagi negara itu, Kamis (12/1). Ia memiliki pendapat yang berbeda dengan presiden terpilih Donald Trump yang nampaknya memilih untuk memiliki hubungan baik dengan Moskow.
Bahkan, pensiunan jenderal marinir itu menekankan agar Kongres AS bersiap menghadapi Rusia. Mattis juga menyebut bahwa Cina dan kelompok militan adalah tantangan terbesar bagi dunia sejak Perang Dunia II.
"Saya akan melihat ancaman utama bagi kepentingan AS dimulai dari Rusia. Kita semua harus melihat kenyataan yang mereka lakukan," ujar Mattis, Kamis (12/1).
Pria yang dikenal dengan julukan 'Mad Dog' itu akan mengadakan pertemuan dengan tim keamanan nasional yang baru menjelang pelantikan Trump pada 20 januari. Mattis mengatakan, hendak menyusun strategi khusus menghadapi Rusia.
Trump pada konferensi pers perdana sejak terpilih menjadi Presiden AS ke-45 pada Rabu (11/1) lalu juga mengakui bahwa Rusia mungkin pernah meretas Komite Nasional Demokrat. Demikian dengan surat elektronik (surel) yang berkaitan dengan partai itu selama masa kampanye presiden 2016.
Mattis dengan tegas menekankan keterlibatan Rusia dalam peretasan informasi penting untuk AS. Kejahatan lain yang dinilai telah dilakukan oleh negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin itu juga termasuk pelanggaran perjanjian, kegiatan destabilisasi di luar negeri, serta adanya peringatan bahwa Moskow menggunakan senjata nuklir.
Baca juga, Donald Trump Menangkan Pilpres AS.
Pria berusia 66 itu juga menuding Rusia berusaha untuk merusak Pakta Pertahanan Atlanik Utara (NATO). Berbeda halnya dengan Trump, Mattis menilai organisasi internasional itu sebagai pusat pertahanan AS. "Kami mengakui bahwa ia (Putin) sedang mencoba memecahkan aliansi Atlantik Utara," kata Mattis menambahkan.