Rabu 25 Jan 2017 20:44 WIB

Tinggi Gunung Everest Diukur Ulang Pascagempa Nepal

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Andi Nur Aminah
Pendaki gunung Everest
Foto: Foxnews
Pendaki gunung Everest

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Gunung tertinggi di Dunia, Gunung Everest, kemungkinan tingginya menyusut setelah terjadinya gempa bumi Nepal pada 2015 lalu. Oleh karena itulah sekelompok ilmuwan India ingin mengukur kembali ketinggian gunung tersebut.

Kemungkinan itu juga berangkat setelah data satelit yang menunjukkan Everest mungkin tingginya berkurang berikut dampaknya. Di mana pengukuran yang dilakukan 62 tahun yang lalu tercatat ketinggian Everest adalah 8.848 meter. "Everest terakhir diukur pada tahun 1955 oleh pemerintah India," kata Surveyor negara Jenderal Swarna Subba Rao, dikutip dari CNN News, Rabu (25/1).

Rao ingin mengirim tim sekitar 30 ilmuwan dan surveyor untuk mengukur gunung, yang mungkin telah turun setidaknya satu meter setelah gempa Nepal 7,8 SR. "Pengukuran yang sebenarnya hanya membutuhkan waktu beberapa hari, namun persiapan bisa berlangsung hingga enam bulan, karena kami harus memantau cuaca dan mendapatkan izin," kata Rao.

"Untuk mengukur kembali ketinggian Everest adalah masalah kebanggaan bagi negara atau komunitas ilmiah," kata Suresh Man Shrestha, wakil direktur jenderal Departemen Survey Nepal.

Shrestha menambahkan, dengan demikian hal itu merupakan kesempatan untuk menampilkan bakat dan sumber daya mereka. Jadi jelas banyak negara ingin terlibat dalam apa pun terkait Everest.

Puncak Everest berada di perbatasan Tibet dan Nepal, Beijing dan Kathmandu, sehingga harus berkonsultasi untuk melaksanakan ekspedisi tersebut. Shrestha mengakui sebelumnya tim ilmuwan Cina sempat mengukur gunung pada tahun 2005. Tapi karena penelitian ini tidak diizinkan oleh Nepal, negara tidak mengakui data sebagai tinggi resmi. Tim Cina mengukur tinggi gunung 8.844 meter.

"Departemen survei Nepal bekerja pada rencana untuk survei ketinggian Everest pada kita sendiri, karena ada banyak klaim tentang pergerakan lempeng tektonik selama gempa," kata Shrestha.

Dia menambahkan bahwa para ilmuwan India mungkin dapat bergabung dengan survei itu, tetapi harus mendaftar melalui jalur formal. Rao mengatakan timnya telah melakukan diskusi informal dengan pejabat Nepal dan sedang dalam proses pembuatan perizinan diplomatik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement