Pemerintah AS yang terpaksa mengembangkan persenjataan nuklir, akhirnya melakukan uji coba nuklir pertama di lokasi baru di Nevada, pada 27 Januari 1951. Meskipun banyak negara Barat yang tertinggal dalam perkembangan teknologi dan industri, Perang Dunia II memaksa mereka menciptakan bom atom.

Dilansir dari History, proyek bom atom ini dinamakan Proyek Manhattan, yang penelitiannya menghabiskan jutaan dolar dana federal. Penelitian dilakukan di laboratorium atom di Los Alamos, New Mexico dan di Hanford, Washington.

Setelah Perang Dunia II berakhir, Barat terus melakukan eksperimen nuklir di era Perang Dingin. Pada Desember 1950, Komisi Energi Atom menjadikan gurun yang terletak 65 mil dari Las Vegas, sebagai tempat pengujian bom nuklir, yang dinamai Nevada Proving Ground.

Ledakan bom atom pertama di Nevada Proving Ground menghasilkan ledakan yang luar biasa, percikan ledakan dapat terlihat dari San Francisco. Pemerintah terus melakukan uji coba selama enam tahun di Nevada.

Mereka mempelajari efek senjata nuklir pada manusia dengan menempatkan pasukan darat sedekat 2.500 km dari titik nol. Pasukan dipindahkan lebih dekat tak lama setelah ledakan.

Pada 1957, efek radioaktivitas pada tentara dan penduduk sekitar menyebabkan pemerintah memulai pengujian nuklir di bawah tanah. Pada 1962, semua pengujian nuklir telah dihentikan.

Dalam beberapa tahun setelah pengujian pertama, kerugian tentara yang terkena radioaktivitas dari uji coba nuklir di Nevada, telah menjadi isu yang kontroversial. Pemerintah AS dikritik karena dianggap telah mengetahui bahaya yang ditimbulkan bagi orang-orang yang tinggal di dekat Nevada, sebelum melakukan uji coba bawah tanah pada 1957.

Selanjutnya: AS Mengebom Jerman untuk Pertama Kali di PD II

Ikuti Whatsapp Channel Republika