Sabtu 04 Feb 2017 17:23 WIB

Kerja Lebih dari 39 Jam Sepekan Rugikan Kesehatan

Pekerja kantoran di ibu kota Australia, Canberra.
Foto: ABC
Pekerja kantoran di ibu kota Australia, Canberra.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Sebuah studi terbaru menemukan orang-orang seharusnya tidak bekerja lebih dari 39 jam sepekan jika mereka ingin menjaga kesehatan jiwa dan raga mereka.

Para peneliti dari Australian National University (ANU) menggunakan data dari 8.000 pekerja usia dewasa, sebagai bagian dari survei Australia soal rumah tangga, pendapatan, serta dinamika pekerja. Demi kesehatan yang lebih baik, mereka menemukan batas waktu bekerja sebaiknya ditetapkan selama 39 jam sepekan, bukan 48 jam yang ditetapkan secara internasional sekitar 80 tahun lalu.

Menurut para peneliti, bekerja melebihi 39 jam juga menempatkan para karyawan pada risiko menghadapi kesehatan mental. Profesor Lyndall Strazdins dari Research School of Population Health ANU, mengatakan hampir seperempat warga Australia bekerja lebih lama dari waktu yang direkomendasikan, yakni 39 jam.

Perlu debat tentang jam kerja

Studi juga menemukan saat waktu kerja pria dan perempuan dipisahkan, batas kerja yang sehat bagi perempuan adalah 34 jam per pekan karena perempuan dianggap memiliki komitmen lainnya. Batas kerja yang sehat untuk pria, lebih tinggi yakni bisa sampai 47 jam sepekan.

Para peneliti mengatakan, karena pria pada umumnya menghabiskan waktu lebih sedikit dalam mengurus dan mengerjakan pekerjaan rumah dibandingkan perempuan. "Perempuan melakukan pekerjaan lain, lebih banyak kerja tambahan di luar kerjaannya," katanya.

Profesor Strazdins mengatakan Australia perlu menjauh dari anggapan luas orang harus bekerja dalam waktu lama untuk dapat melakukan pekerjaan dengan baik. "Pesan saya bagi para manajer dan pembuat kebijakan, perlu adanya pembicaraan nasional tentang berapa lama [waktu kerja] yang dianggap terlalu panjang," katanya.

Menurutnya, pengusaha harus mencari cara agar mendukung warga bekerja dengan waktu lebih pendek. "Dan [mereka sebaiknya tidak] berharap mereka harus bekerja lebih lama untuk bisa mempertahankan pekerjaan mereka," katanya.

Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Kedokteran.

Diterbitkan oleh Erwin Renaldi pada 2/02/2017 pukul 14:15 AEST, dari artikel aslinya yang berbahasa Inggris dan bisa dibaca di sini.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/gaya-hidup-nad-kesehatan/bekerja-39jam-tidak-baik/8235578
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement