REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Para penderita penyakit jantung angina di Australia khawatir mereka berisiko mengalami kelangkaan obat penting untuk mengatasi penyakit tersebut. Perubahan formula tablet itu merupakan penyebab kelangkaan.
Angina adalah kondisi medis yang menyebabkan gejala seperti terkena serangan jantung karena kurangnya suplai darah ke otot jantung. Merek obat yang digunakan untuk mengobati penyakit itu, yakni ‘Anginine’, melebarkan arteri untuk meningkatkan aliran darah ke jantung selama serangan terjadi.
Dokter asal Queensland, Mason Stevenson, Rabu (1/2) mengatakan, para dokter diberitahu akan adanya kekurangan stok obat itu secara nasional dan stok berikutnya tak akan tersedia hingga Maret. Stevenson yang merupakan mantan ketua Asosiasi Kedokteran Australia di Queensland (AMAQ) mengatakan, ada pilihan obat generik yang tersedia tetapi tidak efektif.
"Potensinya berbeda, hanya setengah, sehingga kita akan memiliki masalah besar kecuali kami sebagai dokter dan apoteker menjelaskan hal ini kepada pasien," sebutnya.
Ia melanjutkan, "Semua dokter, apoteker dan bagian UGD harus menangani hal ini cepat. Jika tidak, kita akan mengalami masalah. Kita akan mendapati pasien angina yang seharusnya tak perlu ambulans, memenuhi bagian UGD yang seharusnya tak perlu, jika obat [generik] ini tak digunakan dengan benar," kata Stevenson.
Dia mengutarakan, angina memiliki potensi menjadi serius. "Dalam kebanyakan kasus, angina itu bandel. Yaitu pengurangan parsial pasokan darah ke otot jantung, ketimbang obstruksi lengkap. Sehingga tidak sama dengan serangan jantung," jelasnya.
"Tapi angina tak stabil yang meningkat, begitulah kami menyebutnya, masih bersifat serius. Dan akhirnya masih bisa menyebabkan kerusakan jantung," sambungnya.
Warga Brisbane bernama Joan Skinner, yang menderita angina, baru saja keluar dari rumahsakit setelah mengalami dugaan serangan jantung pada Sabtu (28/1) pagi.
Perempuan berusia 82 tahun itu tengah berada di apotek ketika dia merasakan gejalanya. "Seperti tekanan, seolah-olah sesuatu yang sangat, sangat berat menekan dada kita dan kita tak bisa bernapas," tutur Joan.
Ia menceritakan, "Saya merasakan sakit dari leher kemudian bergerak ke wajah. Tak begitu sakit sebenarnya, lebih seperti perasaan ketat di wajah dan leher saya."
Setelah diberi obat generik oleh apoteker, dia pingsan dan dilarikan ke rumah sakit dengan ambulans. Joan mengatakan, dia tak yakin apakah obat tersebut bekerja dan sangat khawatir akan kelangkaan Anginine.
"Saya sudah bicara panjang lebar kepada apoteker. Dia menjelaskan Anginine tak akan tersedia sampai awal Maret," ungkap Joan.
Seorang juru bicara Otoritas Penyedia Obat Australia (TGA) mengatakan, formula tablet Anginine saat ini sedang diubah sehingga bisa larut lebih cepat, dan hal ini menyebabkan kelangkaan tersebut. Ia menjelaskan, untuk mengantisipasi kelangkaan, TGA telah menyetujui penyediaan obat alternatif bernama Nitrostat, yang diimpor dari Amerika Serikat.
Pemasoknya menyampaikan kepada para profesional kesehatan Australia tentang ketersediaan produk alternatif ini dan perbedaan antara Nitrostat dengan Anginine. Juru bicara itu mengatakan, para pasien yang khawatir atau memiliki pertanyaan harus berbicara dengan dokter mereka. ABC belum menerima tanggapan dari Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt maupun Asosiasi Kedokteran Australia.
Diterjemahkan Pukul 10:00 AEST 3 Februari 2015 oleh Nurina Savitri. Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.