Selasa 14 Feb 2017 08:15 WIB

Ivanka Bawa Isu Bisnis Perempuan di Pertemuan Trump-Trudeau

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Indira Rezkisari
PM Kanada Justin Trudeau saat bertemu Presiden AS Donald Trump, Selasa (14/2).
Foto: AP
PM Kanada Justin Trudeau saat bertemu Presiden AS Donald Trump, Selasa (14/2).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Ivanka Trump kembali terlibat dalam urusan kenegaraan Amerika Serikat (AS). Kali ini ia mendampingi ayahnya, Donald Trump, dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Selasa (14/2).

Di ruang kabinet, Ivanka duduk di samping kiri Trudeau. Ia menyuarakan dengan keras isu perempuan dalam pemerintahan ayahnya, termasuk isu perempuan dan bisnis dalam pertemuan itu.

Sementara Trump duduk di seberang meja Trudeau dan keduanya dikelilingi selusin CEO perempuan dari berbagai perusahaan, seperti Trans Alta, Accenture North America dan GE Canada. Dalam pertemuan itu, Trump berjanji akan meluncurkan United States Canada Council for the Advancement of Women Business Leaders-Female Entrepreneurs. Kesepakatan itu merupakan bentuk dukungan bagi perempuan di tempat kerja.

"Saya benar-benar ingin mendengar dari Anda semua yang telah menjadi teladan luar biasa bagi saya dan banyak pemimpin bisnis lainnya di kedua negara," kata Ivanka kepada para CEO.

Trump memulai pertemuan dengan membaca pernyataan terkait isu perempuan dan bisnis. Ia menyatakan dukungan terhadap perempuan dalam dunia bisnis, mendukung perempuan yang bekerja dan yang memiliki keluarga, serta membantu pengusaha perempuan agar memiliki akses yang lebih baik terhadap modal untuk mendukung pengembangan bisnisnya.

Trump juga mengucapkan terima kasih kepada Trudeau atas kedatangannya. Ia menunjukkan sebuah foto dirinya bersama ayah Trudeau, mendiang mantan Perdana Menteri Kanada, Pierre Trudeau. "Saya tahu dan sangat menghormati dia," kata Trump, dikutip CNN.

Trudeau adalah mitra strategis AS untuk mendukung perempuan dalam bisnis. Sebagai perdana menteri, ia juga memprioritaskan kesetaraan dengan berjanji untuk menempatkan 50 persen perempuan di kabinetnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement