Selasa 14 Feb 2017 15:17 WIB

Cina dan India Sumbang Setengah Kematian Global karena Polusi

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Ani Nursalikah
Polusi di New Delhi, India.
Foto: nytimes
Polusi di New Delhi, India.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina dan India menyumbang lebih dari setengah dari jumlah total kematian global yang disebabkan polusi udara pada 2015. Pernyataan tersebut dibuktikan dari sebuah hasil penelitian yang diterbitkan pada Selasa (14/2).

Penelitian oleh Health Effects Institute (HEI) yang berbasis di Amerika Serikat (AS) menunjukkan polusi udara menyebabkan lebih dari 4,2 juta kematian dini di seluruh dunia pada 2015. Itu menjadikannya penyebab kematian tertinggi kelima dengan sekitar 2,2 juta kematian di Cina dan India saja.

Lembaga yang juga telah meluncurkan sebuah database online yang menunjukkan dampak global polusi pada kesehatan (www.stateofglobalair.org), mengatakan 92 persen populasi dunia tinggal di daerah dengan udara yang tidak sehat.

Polusi udara telah dikaitkan dengan tingkat yang lebih tinggi dari kanker, stroke dan penyakit jantung, serta kondisi pernapasan kronis seperti asma. Temuan menunjukkan, Cina dan India adalah dua negara yang paling padat penduduknya di dunia, masing-masing menyumbang 1,1 juta kematian. Akan tetapi Presiden HEI Dan Greenbaum mengatakan kepada Reuters, Cina akan segera mengambil tindakan untuk masa depan.

"(India) sepertinya masih lama lagi menanggulanginya, dan mereka masih memiliki beberapa menteri yang mengatakan tidak ada hubungan yang kuat antara polusi udara dan kematian, terlepas dari cukup banyak bukti," katanya.

Otoritas Cina juga enggan menarik hubungan langsung antara polusi udara dan kematian. Kementerian kesehatan negara itu mengatakan itu tidak ada data yang menghubungkan polusi udara ke insiden lebih tinggi dari kanker.

"Saat ini terlalu dini untuk menarik kesimpulan tentang sejauh mana dampak kabut asap terhadap kesehatan, terutama yang berdampak jangka panjang pada tubuh," kata seorang juru bicara kementerian kepada media dalam negeri saat jumpa pers Januari.

Dalam rencana kesehatan nasional jangka panjang yang diterbitkan Oktober lalu, pemerintah mengakui hubungan antara kesehatan dan polusi. Pihaknya berjanji menilai dampak yang tepat serta meningkatkan kemampuan pemantauan lingkungan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement