REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN — Badan Intelijen Jerman, Bundesnachrichtendienst (BND), dituding telah memata-matai sejumlah media internasional selama hampir dua dasawarsa terakhir. Laporan tersebut seperti diungkap oleh salah satu majalah berita mingguan di negara itu, Der Spiegel, Jumat (24/2) lalu.
Menurut Der Spiegel, BND telah memantau jalur komunikasi milik berbagai media di seluruh dunia sejak 1999. Di antaranya BBC, Reuters, dan New York Times. Kegiatan mata-mata tersebut dilakukan BND melalui stasiun pelacakan satelit.
"BND memata-matai komunikasi di seluruh dunia, termasuk setidaknya 50 nomor telepon, nomor faksimili, serta alamat email dari wartawan dan kantor berita di seluruh dunia,” ungkap media Jerman itu seperti dilansir World Bulletin, Sabtu (26/2).
Pengawasan BND terutama difokuskan pada wartawan dan kantor berita di Afghanistan, Pakistan, dan Nigeria. Agen mata-mata dari lembaga itu juga memantau koran di Zimbabwe, kantor berita di Kuwait, Lebanon, serikat jurnalis di Nepal, serta Indonesia.
Sejak 2015, BND telah mendapat kritik keras lantaran kegiatan mata-mata mereka juga menargetkan kedutaan besar beberapa negara yang menjadi mitra Jerman di Uni Eropa dan NATO.
Tak hanya itu, BND juga dikritik karena menjalin kerja sama rahasia dengan Badan Keamanan Nasional AS (NSA) dalam memantau komunikasi telepon dan internet di daerah-daerah konflik dari Stasiun Bad Aibling di Jerman Selatan.