REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte meminta maaf karena gagal menyelamatkan warga Jerman Jurgen Gustav Kantner. Ia dieksekusi mati dengan cara dipancung oleh Abu Sayyaf. Abu Sayyaf memancung Kantner karena mereka tak mendapatkan uang tebusan.
Abu Sayyaf menculik Kantner di selatan Filipina. Mereka meminta tebusan sebesar 600 ribu dolar AS tak tebusan itu tak pernah dibayar hingga akhirnya Kantner dibunuh. Kanselir Jerman Angela Merkel mengutuk pembunuhan terhadap Kantner. Tindakan terhadap Kantner merupakan tindakan yang amat keji.
Duterte meminta maaf kepada keluarga Kantner dan Pemerintah Jerman. "Saya meminta maaf atas meninggalnya Kantner. Militer telah melakukan serangan terhadap Abu Sayyaf untuk menyelematkan Kantner," katanya seperti dilansir Aljazirah, Selasa (28/2).
Pihaknya, ujar Duterte, sudah berusaha melakukan yang terbaik. Operasi militer telah dilakukan beberapa kali namun rupanya gagal menyelamatkan Kantner, ini harus diakui. "Apapun kebijakannya, kami tak akan menyerah pada permintaan tebusan Abu Sayyaf. Jika permintaan tebusan dipenuhi maka Abu Sayyaf malah akan semakin membesar anggotanya," katanya.
Kalau tebusan dibayar maka akan mendorong Abu Sayyaf untuk menculik lebih banyak korban. Ini hanya akan membuat Abu Sayyaf terus-menerus melakukan penculikan.