Ahad 05 Mar 2017 16:25 WIB

Hantu Kelaparan yang Menewaskan 260 Ribu Orang Membayangi Somalia

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Joko Sadewo
Anak kelaparan di Mogadishu, Somalia.
Foto: AP
Anak kelaparan di Mogadishu, Somalia.

REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Sebanyak 110 warga di selatan Somalia meninggal dua hari ini akibat kelaparan dan diare yang disebabkan oleh kekeringan parah. Jika komunitas internasional tidak segera bertindak,  bencana kelaparan yang pernah menewaskan 260 ribu orang pada 2011, bisa kembali terulang.

Fenomena El Nino disebut sebagai penyebab terjadinya kekeringan di Somalia. El Nino ini memengaruhi Afrika bagian utara dan selatan. Perdana Menteri Somalia Hassan Ali Khaire mengatakan, kekeringan menyebabkan area terdampak mengalami kekurangan bahan makanan, Sabtu (4/3).

Warga dan ternak di Somalia selain kekurangan makanan juga mengalami dehidrasi. Ini membuat warga dan ternak mengalami sekarat.

PBB menyebut Somalia sebagai salah satu dari empat negara yang beresiko mengalami kelaparan ekstrem selain Nigeria, Sudan Selatan, dan Yaman. Sudan Selatan juga telah menyatakan negaranya mengalami bencana kelaparan.

PBB selama ini menyebut bencana kelaparan sebagai istilah teknis. Sebuah negara mengalami bencana kelaparan jika 20 persen rumah tangga tak mampu mengatasi masalah kekurangan makanan, malnutrisi akut mencapai  30 persen lebih, kematian akibat kelaparan mencapai dua orang per hari atau  dua orang per 10 ribu penduduk.

Disasters Emergency Committee yang mewakili 13 lembaga bantuan Inggris melaporkan Somalia telah mengalami krisis makanan.

Seperti dilansir Guardian, kelompok kemanusiaan di Somalia memperingatkan terdapat celah kecil untuk menghentikan pengulangan bencana kelaparan di Somalia yang pernah terjadi pada 2011 ketika sebanyak 260 ribu orang dilaporkan meninggal akibat kelaparan yang luar biasa. Mereka meninggal akibat respon internasional yang sangat lambat. Negara-negara donor merespon bencana kelaparan Somalia dengan lambat akibatnya banyak yang meninggal.

Makin memburuknya kelaparan di Somalia disebabkan oleh kekeringan parah, naiknya harga-harga, ramalan cuaca yang menyatakan hujan sangat sedikit. Ini diperparah dengan banyaknya orang yang beresiko terkena bencana kelaparan dan tingkat sulitnya mencapai orang-orang yang mengalami kelaparan tersebut.

Hal ini merupakan peringatan bagi komunitas internasional untuk segera memberikan bantuan yang cepat dan masif untu mengatasi bencana kelaparan di Somalia.

Menurut penemuan terakhir oleh Food Security and Nutrition Analysis Unit (FSNAU) di Somalia hampir tiga juta penduduk mengalami krisis kekurangan makanan. Jumlah ini naik dua kali lipat dari pada setengah tahun lalu.

Di Somalia sebanyak 363 ribu anak mengalami malnutrisi akut. Mereka membutuhkan perawatan dan bantuan nutrisi dengan secepat mungkin. Ini termasuk 71 ribu anak yang mengalami gizi buruk parah.

Sebelumnya, Wakil Organisasi Makanan dan Agrikuktur di Somalia Dick Trenchard mengatakan, laporan terakhir menyatakan sejumlah area di Somalia dalam beberapa bulan mendatang akan mengalami bencana kelaparan.  Peringatan tersebut sudah sangat jelas dan lebih mengerikan. Hal yang membuat khawatir adalah kecepatan memburuknya situasi saat ini.

Respons yang harus dilakukan menanggapi bencana kelaparan ini adalah pencegahan. Para petani di pedesaan-pedesaan yang terdampak kekeringan parah harus diberi dana segar untuk menjaga agara ternak mereka tetap hidup. Dana itu bisa dibelikan makanan ternak dan dukungan kesehatan bagi ternak.

Trenchard juga meminta agar komunitas internasional, warga Somalia, Pemerintah Somalia bekerja sama untuk mencegah bencana kelaparan makin parah. "Kita masih punya celah kecil untuk mencegah terulangnya bencana kelaparan 2011 yang mematikan, namun sayangnya celah kecil tersebut telah menutup dengan sangat cepat."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement