Kamis 09 Mar 2017 08:15 WIB

Sejarah Hari Ini: Kisah Kaisar Cina Terakhir yang Jadi Boneka Jepang

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Henry Pu Yi adalah kaisar terakhir Cina pada 1908-1912.
Foto: Youtube
Henry Pu Yi adalah kaisar terakhir Cina pada 1908-1912.

REPUBLIKA.CO.ID, Henry Pu Yi adalah kaisar terakhir Cina pada 1908-1912. Ia jadi bupati di negara bagian Jepang Manchukuo pada hari ini, tahun 1932. Ia memerintah provinsi Rehe Cina dan Manchuria.

Henry bernama asli Hsian-T'ung. Ia naik takhta sebagai kaisar pada usia tiga tahun. Namun, ia dipaksa melepaskan gelar kekaisarannya empat tahun kemudian dalam revolusi republik Sun Yat-sen.

Dia mengganti nama jadi Henry dan tinggal di Kota Terlarang Beijing sampai 1924. Di situ ia diasingkan. Dia menetap di wilayah yang diduduki Jepang, Tianjin. Ia mendapat jaminan tinggal hingga Jepang menjadikannya boneka.

Henry jadi pemimpin boneka di Manchukuo pada 1932. Pada 1934, ia menjadi K'ang Te, kaisar Manchukuo. Meskipun perlawanan gerilya melawan rezim boneka, ia memegang gelar kaisar sampai 1945.

Ia ditangkap oleh pasukan Soviet pada hari-hari terakhir Perang Dunia II. Pada 1946, Pu Yi bersaksi di depan pengadilan kejahatan perang Tokyo ia telah menjadi alat Jepang.

Ia juga mengaku tidak bisa menentukan nasibnya sendiri di Manchuria. Manchuria dan provinsi Rehe kemudian dikembalikan ke Cina. Pada 1950, Pu Yi dipulangkan ke negara asalnya.

Cina memenjarakannya di Shenyang sampai 1959, ketika pemimpin Cina Mao Zedong memberinya amnesti. Setelah dibebaskan, dia bekerja di sebuah bengkel mekanik di Peking. Dia meninggal pada 17 Oktober 1967.

Selanjutnya: Kebocoran Nuklir di Jepang, Radioaktif Cemari Tsuruga

sumber : History
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement