Senin 20 Mar 2017 17:00 WIB

ACT Ceritakan Kesabaran Warga Somalia Menghadapi Kelaparan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ilham
Warga Somalia yang kelaparan berada di kamp pengungsi di Mogadishu, Somalia.
Foto: AP Photo/Farah Abdi Warsameh
Warga Somalia yang kelaparan berada di kamp pengungsi di Mogadishu, Somalia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) melalui Tim Sympathy of Solidarity (SOS) masih berada di Somalia untuk menyalurkan bantuan bencana kelaparan. Senior Manager Komunikasi ACT, Bambang Triyono mengatakan, tim masih akan berada di sana hingga pekan depan.

Pada Republika.co.id, Bambang bercerita sabarnya warga Somalia menghadapi bencana kekeringan dan kelaparan. Sebagian besar wilayah di Afrika memang tidak pernah lagi menerima hujan sejak 3-4 tahun lalu. Begitu juga dengan beberapa wilayah pinggiran Somalia.

Cuaca seperti ini menambah panas wilayah yang sudah beriklim panas tersebut. "Pekerjaan rumah (PR) besar Somalia ada di stabilitas keamanan. Teror dari As-Shabab sekarang masih ada," kata dia, Senin (20/3).

Sehingga militer dan petugas keamanan rutin berlalu lalang dengan membawa senjata. Keamanan ditingkatkan di Kota Mogadishu hingga daerah kecil.

Distribusi bantuan dari Indonesia juga tak lepas dari soal keamanan itu. "Kami full-backing, ukurannya regu. Kemana-mana dikawal," katanya. Sejauh ini, ACT telah menyalurkan total 26,4 ton untuk dua wilayah, Kukari Village-Lower Shabelle dan Bay Region pekan kemarin. Saat ini tim masih menunggu bantuan tambahan dari Indonesia.

Bambang menceritakan keunikan saat penyaluran bantuan ini. Menurutnya, sejak tahun lalu mengamati, orang-orang Somalia yang menerima bantuan sangat tertib. Tidak ada yang rusuh dan mereka pun mudah diatur.

"Tidak ada pemandangan desak-desakan histeris seperti di Indonesia. Diminta duduk, mereka duduk. Diminta diam, mereka diam," kata lulusan ISIP ini. Menurutnya, ini bukan karena ada ada orang-orang bersenjata di sekeliling mereka.

Bambang menilai sepertinya mereka memang memiliki watak seperti itu. "Mereka terlihat sangat sabar sekali, tangguh. Iklimnya keras, kondisi negerinya juga susah. Tapi mereka tidak terlihat mengiba-iba," katanya.

Berkat bantuan ini, mereka juga jadi tahu bahwa Indonesia adalah negara yang mayoritas beragama Muslim. Selama ini, mereka hanya tahu negara Muslim Yaman, Somalia, dan Arab Saudi. 

Bambang mengatakan, bantuan dari Indonesia telah membuat mereka senang dan diperhatikan. "Tentunya komentar, tidak menyangka ada orang yang mereka tidak kenal negerinya, tapi bisa datang ke sini, memikirkan mereka dan memberi bantuan," kata Bambang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement