Kamis 23 Mar 2017 13:14 WIB

Warga Australia Juga Cedera dalam Serangan Teror London

Warga menolong korban terluka di Westminster Bridge, London, Rabu (22/3). Lima orang tewas dan 40 luka dalam serangan di parlemen Inggris.
Foto: REUTERS/Toby Melville
Warga menolong korban terluka di Westminster Bridge, London, Rabu (22/3). Lima orang tewas dan 40 luka dalam serangan di parlemen Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Seorang penduduk tetap Australia keturunan Jerman menjadi salah satu korban yang mengalami cedera dalam serangan teroris di dekat gedung Parlemen Inggris Westminster,Rabu (22/3), dimana lima orang sejauh ini tewas termasuk pelaku penyerangan.

Polisi sudah mengatakan besar kemungkinan ini adalah serangan teroris, walau belum menjelaskan identitas pelaku. Selain lima orang yang tewas, sekitar 40 orang mengalami luka-luka.

Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull sudah mengukuhkan diantara korban cedera adalah seorang wanita keturunan Jerman yang tinggal di Australia Selatan dan merupakan penduduk tetap Australia.

Serangan terjadi pukul 14.40 sore hari ketika sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabrak pejalan kaki di Jembatan Westminter, sebelum kemudian menabrak pagar yang membatasi gedung parlemen. Pria pengendara mobil tersebut kemudian memasuki halaman gedung parlemen, dan menusuk seorang polisi, sebelum kemudian ditembak mati oleh petugas keamanan lainnya.

Tiga korban tewas lainnya adalah pejalan kaki yang ditabrak mobil di Jembatan Westminster tersebut. Tiga murid sekolah asal Prancis yang berusia antara 15-16 tahun juga menjadi korban cedera, menurut pejabat Prancis.

Yang mengalami luka-luka lainnya adalah tiga petugas polisi, dua turis asal Rumania dan lima warga lansia Korea Selatan yang sedang melancong ke sana. Penduduk tetap Australia yang mengalami cedera itu kakinya terlindas oleh mobil penyerang, dan sekarang dirawat di rumah sakit.

Jaksa Agung Australia George Brandis mengatakan dia sudah mendapat bantuan konsuler.

Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan serangan ini adalah serangan terhadap 'semua demokrasi' dan mengatakan kehadiran polisi di Gedung Parlemen di Canberra akan ditingkatkan.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan dia sudah berbicara dengan Perdana Menteri Inggris Theresa May untuk menyampaikan bela sungkawa, dan berjanji akan memberikan dukungan penuh dari Amerika Serikat.

Insiden ini terjadi bertepatan dengan peringatan setahun serangan teroris yang mematikan di ibu kota Belgia Brussels.

 

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/warga-australia-juga-alami-cedera-dalam-insiden-di-london/8380818
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement