REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyampaikan belasungkawa kepada Inggris atas terjadinya aksi penusukan di London Bridge pada Jumat (29/11) lalu. Insiden itu diketahui menyebabkan dua orang tewas dan tiga lainnya luka-luka.
Juru bicara Gedung Putih Judd Deere mengungkapkan ucapan belasungkawa itu disampaikan saat Trump menjalin percakapan via telepon dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Sabtu (30/11). Dia tak menjelaskan secara terperinci mengenai apa saja yang dibahas Trump dan Johnson tentang serangan di London Bridge.
"Kedua pemimpin berharap untuk bertemu satu sama lain di pertemuan pemimpin NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) mendatang di Inggris," ujar Deere, dikutip laman Anadolu Agency.
Ratu Elizabeth II telah menyampaikan rasa simpati mendalam untuk semua orang yang menjadi korban aksi penusukan di London Bridge.
"Pangeran Philip dan saya sedih mendengar serangan teror di London Bridge. Kami mengirimkan perhatian, doa, dan simpati kami yang terdalam pada semua yang kehilangan orang yang dicintai serta yang terdampak oleh kekerasan mengerikan kemarin," ujar Ratu Elizabeth seperti disampaikan dalam akun Twitter The Royal Family pada Sabtu.
Dia pun mengapresiasi semua pihak yang telah merespons aksi serangan tersebut dengan sigap. "Saya mengucapkan terima kasih kepada polisi dan layanan darurat serta orang-orang pemberani yang mempertruhkan nyawanya sendiri guna membantu dan melindungi orang lain tanpa pamrih," ujarnya.
Aksi penusukan di London Bridge menyebabkan dua orang tewas dan tiga lainnya luka-luka. Mereka yang terluka masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Pelaku penusukan teridentifikasi bernama Usman Khan (28 tahun). Dia tewas ditembak polisi tak lama setelah melancarkan aksinya. Menurut kepolisian London, Khan melakukan aksinya sendirian.
Serangan di London Bridge telah dinyatakan sebagai aksi terorisme. Kelompok ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
ISIS menyebut bahwa Khan adalah salah satu dari anggotanya. Namun mereka tak menunjukkan bukti terkait klaimnya tersebut.