REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kanselir Jerman Angela Merkel mengaku prihatin melihat tindakan Israel yang terus membangun permukiman untuk warga Yahudi di Tepi Barat. Menurutnya, tindakan Israel tersebut akan menjadi penghambat terjalinnya resolusi damai antara Palestina dan Israel.
Merkel menilai, baik warga Israel maupun Palestina, sama-sama memiliki hak untuk hidup dalam kedamaian dan keamanan. "Masyarakat Israel dan Palestina memiliki hak yang sama untuk hidup dengan rasa damai dan aman," tuturnya, seperti dilaporkan laman Asharq Al-Awsat, Sabtu (25/3).
Kendati demikian, bila melihat sikap Israel yang terus mendirikan permukiman bagi warga Yahudi di Tepi Barat, ia menilai, resolusi damai akan semakin sulit tercapai. "Saya sangat prihatin dengan perkembangan di Tepi Barat yang menyebabkan erosi bagi solusi damai dua negara tersebut," ujar Merkel.
Di sela-sela kunjungannya ke Jerman pada Kamis (23/3), Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengutarakan pertanyaan retorik. Ia bertanya apakah Israel hanya mengendaki "satu negara" saja. "Sebab dari 60 persen teritori (Palestina), kita tidak dapat bergerak bebas. Kami bahkan tidak bisa memindahkan sebuah batu atau menanam pohon di lahan tersebut," kata Abbas.
Terkait hal ini, pemerintah Jerman telah membatalkan pertemuan degan Israel yang rencananya dilaksanakan pada Mei mendatang. Alasannya tak lain yakni karena aktivitas Israel yang terus membangun permukiman Yahudi di Tepi Barat.