REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Wolesi Jirga atau Majelis Rendah di Parlemen Afghanistan, pada Senin (27/3) memanggil pejabat keamanan senior termasuk, Menteri Pertahanan Abdullah Habibi, Menteri Dalam Negeri Taj Mohammad Jahid dan Kepala Direktorat Keamanan Nasional (NDS) Mohammad Masoom Stanikzai.
Pertanyaan kepada para pejabat senior keamanan itu oleh anggota Dewan Legislatif disampaikan sehubungan dengan memburuknya situasi keamanan di beberapa bagian negeri tersebut. Mereka juga ditanyakan mengenai peningkatan peristiwa keamanan dan di atas semuanya, penyusupan gerilyawan bersenjata ke dalam rumah sakit militer utama di Kabul pada 8 Maret, sehingga menewaskan 50 orang dan melukai banyak orang lagi.
Serangan mematikan terhadap rumah sakit militer itu di Ibu Kota Afghanistan, Kabul, yang telah diakui oleh ISIS telah menarik pengutukan dari banyak pihak di dalam dan luar negeri. Peristiwa itu juga telah mencuatkan pertanyaan mengenai kemampuan organ keamanan dalam menanggulangi perlawanan yang meningkat di Afghanistan.
Pasukan keamanan Afghanistan telah memerangi kelompok fanatik termasuk Taliban dan ISIS guna menjamin perdamaian yang langgeng di negara yang dirongrong pertempuan tersebut. Tapi sejauh ini semua upaya pasukan keamanan sia-sia, sementara serangan membabi-buta, kebanyakan dalam bentuk pemboman bunuh diri oleh gerilyawan fanatik, terus merenggut nyawa manusia termasuk nyawa warga sipil di Afghanistan.