Senin 27 Mar 2017 20:31 WIB

Ribuan Warga Australia Dievakuasi Sebelum Topan Debbie Menerjang

Angin Topan (ilustrasi)
Foto: AP
Angin Topan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Ribuan warga Australia meninggalkan rumah-rumah sementara topan kuat menerjang kota-kota di pesisir Queensland pada Senin (27/3). Banyak warga lain mengabaikan peringatan pihak berwenang agar melakukan evakuasi karena kecepatan angin mencapai 300 Km per jam.

Topan Debbie diperkirakan menguat hingga kategori empat sebelum jatuh di negara bagian Australia itu pada Selasa pagi (28/3), menurut Biro Meteorologi Australia. Perdana Menteri Queensland Annastacia Palaszczuk memperingatkan topan itu akan menjadi yang paling kuat melanda negara bagian tersebut sejak Topan Yasi pada 2011 yang menghancurkan rumah-rumah, merusak tanaman dan resor-resor di pulau.

Sekitar 3.500 orang meninggalkan kota-kota praja yang berada di dataran rendah dekat Townsville. Otoritas menyarankan 2.000 orang lagi di Bowen agar meninggalkan kota itu, kata Palaszczuk, seraya menambahkan peluang untuk pergi secara drastis tertutup karena cuaca memburuk.

Palaszczuk mengatakan kepada televisi Nine Network topan itu akan buruk. "Angin akan bertiup dengan cepat," ujarnya.

Badai kategori lima adalah yang paling kuat dalam skala topan Saffir-Simpson lima tahap. Terminal batubara Abbot Point dan pelabuhan-pelabuhan di Mackay dan Hay Point ditutup sampai ada pemberitahuan lebih lanjut, kata Fiona Cunningham, juru bicara pelabuhan-pelabuhan.

BHP Billiton menangguhkan operasi di tambang batubara South Walker Creek, yang hanya terletak di sebelah selatan dari jalur topan. Glencore mengatakan pihaknya menghentikan operasi-operasi di tambang-tambang batu bara Collinsville dan Newlands.

Gales sudah menutup resor-resor turis di Airlie beach dan Kepulauan Whitsunday.

Bandar Udara Townsville ditutup dan maskapai Qantas, Jetstar, rex dan Virgin asutralia mengatakan mereka telah membatalkan beberapa penerbangan ke dan dari kawasan itu yang dijadwalkan Senin dan Selasa. Gambar-gambar memperlihatkan para warga yang tinggal di rumah mereka dan toko-toko yang telah dilindungi dengan karung-karung berisi pasir dan papan plywood.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement