Senin 03 Apr 2017 15:11 WIB

Polisi London Cari Tiga Orang Terkait Serangan Brutal Remaja Kurdi

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi Kebencian
Foto: Foto : MgRol_94
Ilustrasi Kebencian

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kepolisian London, Inggris melakukan pencarian terhadap tiga orang yang diduga terlibat dalam serangan brutal terhadap seorang remaja Kurdi Iran. Sebelumnya, delapan orang juga telah ditangkap dalam kasus ini.

Seluruhnya diyakini melakukan percobaan pembunuhan. Remaja Kurdi berusia 17 tahun itu diserang saat berada di sebuah halte bus, yang juga berdekatan dengan pub di Croydon pada Jumat (31/3) malam.

Polisi mengatakan ada sekitar 20 orang yang terlibat dalam kejadian itu. Remaja laki-laki Kurdi itu mengalami luka serius, dengan kondisi tulang yang retak di bagian kepala dan wajah serta mengalami pembekuan darah.

Beruntung, saat ini ia dilaporkan telah melewati masa kritis. Polisi mengatakan kondisi remaja Kurdi itu sudah stabil meski masih harus mendapat perawatan di rumah sakit pada Senin (3/4).

Dari 20 orang uang ditangkap, mereka diduga terdiri dari pria dan wanita. Diyakini para pelaku telah merencanakan serangan dan mengkuti remaja Kurdi itu hingga tiba di halte yang sepi.

Beberapa diantara mereka juga diduga telah menunggu di pub dekat halte tersebut. Saat korban tiba di lokasi kejadian, mereka turut hadir dan melakukan serangan.

"Para pelaku juga diyakini menanyakan korban dari mana ia berasal dan secara tiba-tiba langsung melakukan serangan brutal," ujar keterangan kepolisian London, dilansir The Guardian, Senin (3/4).

Korban diselamatkan sesudah mengalami luka parah. Ia yang terbaring tak berdaya dibantu orang-orang yang melintas di dekat jalanan halte tersebut dan kemudian membawanya ke rumah sakit terdekat.

Wali Kota London Sadiq Khan mengatakan kejahatan dengan motif kebencian tidak akan pernah mendapat tempat di Ibu Kota Inggris itu. Ia berjanji kasus itu diselidiki hingga tuntas dan meminta seluruh masyarakat untuk melaporkan adanya serangan kebencian yang mereka ketahui. 

"London adalah kota dengan penduduk yang sangat beragam, di mana kami menerima perbedaan serta berjalan bersama-sama. Tidak ada toleransi untuk kejahatan kebencian," ujar Khan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement