Selasa 04 Apr 2017 04:52 WIB

Korban Meninggal Ledakan St Petersburg Menjadi 11 Orang

Rep: Dea A Soraya/ Red: Indira Rezkisari
Polisi memblokir area di Sadovaya Square usai ledakan di stasiun kereta bawah tanah di St Petersburg, Rusia, (3/4).
Foto: AP
Polisi memblokir area di Sadovaya Square usai ledakan di stasiun kereta bawah tanah di St Petersburg, Rusia, (3/4).

REPUBLIKA.CO.ID, ST PETERSBURG -- Korban jiwa ledakan stasiun kereta bawah tanah terbesar kedua di Rusia bertambah. Laporan terbaru menyebut 11 orang terbunuh dan sekitar 40 orang mengalami luka-luka pada saat suasana tidak terkendali yang mengakibatkan banyak korban terkapar di peron yang dipenuhi asap.

Beberapa jam setelah ledakan, kesedihan yang mendalam dan ketakutan kembali memuncak saat polisi menemukan dan mengamankan sebuah bungkus pecahan peluru meriam yang diduga sebagai alat peledak. Benda ditemukan di bagian lain dari stasiun St Petersburg.

Pada dua dekade lalu, kereta dan pesawat Rusia kerap menjadi target tindakan terorisme, dan selalu mengarahkan dugaan pada militan Muslim. Laporan berita mengatakan, kepolisian sedang mencari dua tersangka, dan stasiun televisi negera Rusia menampilkan sebuah foto yang menunjukkan salah satu tersangka terlihat menggunakan peci yang merupakan ciri khas dari Muslim Rusia.

St Petersburg merupakan destinasi utama pelancong ke Rusia. Di kota ini terdapat istana kerajaan dan museum seni yang mewah, yang selamat dari serangan sebelumnya.

"Mulai sekarang, saya akan menghindari menggunakan kereta bawah tanah," ujar Marina Ilyina (30) yang sedang membawa bunga menuju stasiun, dimana kereta berhenti setelah terjadi ledakan. "Kami sedang berada di St Petersburg, kami berpikir tidak akan tersentuh dengan kejadian itu," tambah Marina.

Ledakan terjadi pada siang hari, saat kereta melakukan perjalanan antara stasiun-stasiun di salah satu jalur utara-selatan kota. Masinis memilih untuk melanjutkan untuk berhenti di pemberhentian selanjutnya, Institut Teknologi.

Komite Nasional Anti Terorisme mengatakan korban tewas sebanyak 11 orang, dengan 45 orang lainnya sedang menjalani perawatan di rumah sakit, dikutip dari AP.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement