Kamis 06 Apr 2017 09:52 WIB

AS Ancam akan Lakukan Aksi Sepihak ke Suriah, Assad Digulingkan?

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Foto diambil 4 April 2017, ketika petugas medis Turki memeriksa korban serangan senjata kimia di kota Idlib, Suriah, di rumah sakit di Reyhanli, Hatay, Turki.
Foto: AP
Foto diambil 4 April 2017, ketika petugas medis Turki memeriksa korban serangan senjata kimia di kota Idlib, Suriah, di rumah sakit di Reyhanli, Hatay, Turki.

REPUBLIKA.CO.ID,   NEW YORK -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) memperingatkan dapat mengambil tindakan sepihak terhadap Suriah.  Tidak disebutkan tindakan sepihak dimaksud, apakah berupa serangan atau sanksi. Namun keputusan itu terkait dengan penggunaan senjata kimia yang kembali terjadi di salah satu negara Timur Tengah itu.

Menurut Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley tindakan sepihak dapat dilakukan apabila badan dunia gagal untuk melaksanakan tugasnya. Serangan yang diduga menggunakan senjata kimia di Suriah kali ini terjadi di salah satu kota oposisi, Khan Sheikhoun, Provinsi Idlib.

Sebanyak lebih dari 70 orang dilaporkan tewas, termasuk 20 di antaranya adalah anak-anak. Dari foto-foto yang dirilis, terlihat banyak yang kesulitan bernapas, kejang-kejang, bahkan mulut mereka berbusa, sebagai dugaan dampak dari racun kimia.

"Ketika PBB secara konsisten gagal melaksanakan tugas untuk menindak Suriah, ada saat kami dengan terpaksa mengambil tindakan sendiri," ujar Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley, Rabu (5/4).

AS memberikan peringatan dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB yang digelar pada Rabu (5/4). Negara anggota dewan lainnya seperti Prancis dan Inggris juga mengajukan resolusi yang menuntut penyelidikan penuh serangan senjata kimia di Suriah.

Baca juga, Dokter Suriah Selamatkan Korban Gunakan Penawar Racun Sarin.

Sementara itu, Haley juga mengecam Rusia yang dianggap gagal menahan tindakan rezim Presiden Bashar al-Assad, sekutu negara itu. Ia juga memperlihatkan bagaimana serangan senjata kimia membuat banyak anak-anak harus kehilangan nyawa dengan penuh penderitaan.

"Berapa banyak lagi anak-anak yang harus mati sebelum Rusia peduli? Kami harus melihat bahwa Rusia dapat mengakhiri perbuatan sekutunya yang mengerikan," jelas Haley.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement