Kamis 06 Apr 2017 13:09 WIB

Kolera Menyebar, Kematian Membayangi Warga Somalia

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Seorang wanita berjalan di sebuah kamp yang dihuni orang-orang dari berbagai bagian di Somalia yang terganggu kehidupannya akibat kekeringan parah yang mengakibatkan kelaparan.
Foto: AP
Seorang wanita berjalan di sebuah kamp yang dihuni orang-orang dari berbagai bagian di Somalia yang terganggu kehidupannya akibat kekeringan parah yang mengakibatkan kelaparan.

REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Penyakit kolera dilaporkan telah menyebar di Somalia. Banyak warga di negara itu yang terinfeksi salah satu jenis penyakit menular di saluran pencernaan tersebut.

Setidaknya ada 300 kasus kolera terbaru yang dilaporkan terjadi di Somalia. Setiap hari, ada sekitar puluhan orang yang harus mengalami kematian akibat penyakit tersebut.

Kolera juga menyebar seiring dengan bencana kelaparan yang melanda negara itu. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan situasi di Somalia semakin memburuk dalam beberapa pekan terakhir.

Kondisi juga mengkhawatirkan karena kurangnya akses petugas kesehatan untuk masuk ke beberapa wilayah di negara itu. Karenanya, banyak warga yang tidak mendapatkan penanganan secara intensif.

Kolera disebabkan oleh bakterium Vibium cholerae. Biasanya, jenis bakteri ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui air minum yang terkontaminasi atau tercemar karena sanitasi yang tidak baik.

Gejala penyakit ini pada umumnya dimulai dengan diare, perut kram, mual, dan muntah. Hingga kemudian, penderita dapat mengalami dehidrasi yang jika tidak ditangani dengan baik, maka dapat mengalami risiko kematian.

"Kolera sebenarnya umum terjadi ketika Somalia memasuki musim hujan, namun kali ini tidak demikian dan tentu penanganan harus dilakukan segera," ujar ahli kolera dari WHO, Abdinasir Abubakar, dilansir VOA, Kamis (6/4).

Somalia saat ini dilanda kekeringan, demikian sebagian besar wilayah lainnya di timur Afrika lainnya. Hal itu yang diduga membuat banyak warga di negara tersebut yang tidak mendapatkan air dan makanan bersih.

Menurut laporan dari badan bantuan medis, dalam tiga bulan terakhir lebih dari 25 ribu orang terkena dampak kolera. Sedikitnya 450 warga di Somalia tewas.

"Kami berupaya melakukan apa pun yang bisa dilakukan untuk mencegah wabah penyakit ini terus menular, namun banyak lokasi di Somalia yang tidak dapat diakses," kata Abubakar.

Ia juga menuturkan banyak badan bantuan yang hanya mendapat akses ke wilayah tengah Somalia. Sementara lainnya, belum berhasil, termasuk wilayah selatan yang saat ini berada dalam kendali kelompok militan Al Shabab.

Padahal, di wilayah selatan Somalia diyakini ada 950 kasus kolera. Setidaknya 80 kematian juga terjadi akibat penyakit itu sejak awal tahun ini. Lebih dari enam juta orang atau setengah dari populasi di negara itu yang masih membutuhkan bantuan makanan, air, dan medis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement