Sabtu 15 Apr 2017 02:50 WIB

Menteri Afghanistan: 36 Terduga ISIS Terbunuh

Rep: Halimatus Sadiyah/ Red: Ilham
Gerakan ISIS (ilustrasi)
Foto: VOA
Gerakan ISIS (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan Afghanistan menyebut ada 36 orang terduga militan ISIS terbunuh dalam serangan bom yang dilancarkan Amerika Serikat (AS) pada Kamis (13/4), lalu. Juru Bicara Menteri, Dawlat Waziri, mengatakan tak ada warga yang terluka akibat serangan tersebut.

"Tidak ada korban dari masyarakat, hanya saja sebuah pangkalan di Daesh yang digunakan untuk meluncurkan serangan hancur," ujarnya, seperti dikutip The Guardian, Jumat (14/4).

Serangan bom yang dilancarkan AS itu terjadi pada Kamis sekitar pukul 19.32 waktu setempat di distrik Achin, bagian timur Provinsi Nangarhar. Salah satu warga yang menjadi saksi ledakan, Sarab, mengaku melihat kobaran api raksasa sebelum ledakan membuat tanah di sekitar bergetar hebat. "Itu adalah suara ledakan terbesar yang pernah saya dengar."

Menurutnya, area yang menjadi target pengeboman baru saja dikuasai sepenuhnya oleh militan ISIS. "Tidak mungkin masih ada manusia yang hidup di sana," tambah Sarab.

Bom yang digunakan AS dalam serangan tersebut, yakni GBU-43/B, disebut-sebut sebagai bom terbesar yang pernah dipakai dalam sebuah penyerangan. Bom itu diarahkan pada sebuah terowongan yang biasa digunakan oleh ISIS.

Bom jenis GBU-43/B memang didesain untuk serangan yang menyasar target di bawah tanah. Ia memiliki daya ledak lebih dari 11 ton TNT. Satu-satunya jenis bom yang dapat mengalahkan kekuatan GBU-43/B yakni Massive Ordnance Penetrator GBU-57.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement