Sabtu 15 Apr 2017 03:42 WIB

AS Ledakkan ISIS dengan 'Ibu dari Segala Bom' Seberat 10 Ton

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Ilham
Ilustrasi ledakan bom.
Foto: GCN Live.com
Ilustrasi ledakan bom.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Amerika Serikat melancarkan serangan ke markas ISIS yang berada di Achin, Provinsi Nangarhar, Afghanistan pada Kamis (13/4), lalu. Dalam serangan itu, AS menggunakan bom jenis GBU-43/B yang memiliki berat lebih dari 10 ton dengan panjang 9,1 meter.

Dikutip dari The Guardian, bom tersebut dijuluki sebagai 'ibu dari segala bom.' Ia mengandung bahan peledak sebanyak 8,1 ton. Dengan bahan peledak sebanyak itu, GBU-43/B memiliki daya ledak yang amat dahsyat, yakni hingga radius 1,6 kilometer.

Ia juga disebut-sebut sebagai bom terbesar yang pernah dipakai dalam sebuah penyerangan. Bom itu diarahkan pada sebuah terowongan yang biasa digunakan oleh ISIS di distrik Achin.

Bom jenis GBU-43/B memang didesain untuk serangan yang menyasar target di bawah tanah. Ia memiliki daya ledak lebih dari 11 ton TNT. Satu-satunya jenis bom yang dapat mengalahkan kekuatan GBU-43/B yakni Massive Ordnance Penetrator GBU-57.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Afghanistan menyebut ada 36 orang terduga militan ISIS terbunuh dalam serangan bom yang dilancarkan Amerika Serikat (AS) pada Kamis (13/4), lalu. Salah satu warga yang menjadi saksi ledakan, Sarab, mengaku melihat kobaran api raksasa sebelum ledakan membuat tanah di sekitar bergetar hebat. "Itu adalah suara ledakan terbesar yang pernah saya dengar."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement