REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Jaksa penuntut di Paris mengatakan saat ini penyidik mencari tahu apakah pelaku penembakan polisi hingga tewas di Paris memiliki kaki tangan. Pelaku selama ini tidak menunjukkan ada tanda-tanda radikalisasi sebelumnya meskipun dia memiliki catatan sejarah masuk penjara yang cukup lama.
Pelaku penembakan tersebut diidentifikasi sebagai Karim Cheurfi (39 tahun). Ia menembak mobil polisi yang diparkir di Champs Elysees di Paris pada Kamis (20/4). Tembakannya menewaskan satu petugas dan melukai dua lainnya sebelum akhirnya ditembak mati.
Serangan tersebut diklaim ISIS sebagai salah satu serangannya. Serangan tersebut membayangi kampanye pemilihan presiden pada putaran pertama.
Cheurfi merupakan warga Prancis yang tinggal dengan ibunya di pinggiran timur Paris, Chelles. Ia telah menghabiskan 14 tahun di penjara sejak 2001 akibat melakukan kejahatan termasuk serangan bersenjata terhadap petugas penegak hukum.
"Penyelidikan sekarang fokus pada penemuan bantuan yang mungkin ia dapatkan dari pihak lain," kata Jaksa Paris Francois Molins, Jumat (21/4).
Selama ini, ujar dia, ia tidak berada dalam daftar pengawasan keamanan dan tidak menunjukkan tanda-tanda radikalisasi meskipun dia bertahun-tahun dipenjara.
Baca: Pelaku Penembakan Polisi di Paris Miliki Catatan Kriminal Panjang