Ahad 30 Apr 2017 07:53 WIB

Pengungsi di Pulau Manus Bantah Lecehkan Bocah Setempat

Kawasan tempat tinggal di fasilitas penahanan imigrasi Australia di Pulau Manus
Foto: abc
Kawasan tempat tinggal di fasilitas penahanan imigrasi Australia di Pulau Manus

REPUBLIKA.CO.ID, MANUS -- Seorang pengungsi Afghanistan yang membawa bocah laki-laki ke pusat detensi imigrasi di Pulau Manus beberapa pekan lalu mengaku dia dan teman-temannya hanya memberi makanan kepada bocah tersebut.

Pria berusia 34 tahun ini mengatakan bingung dan kecewa dengan tuduhan yang dilontarkan Menteri Imigrasi Australia Peter Dutton bahwa penduduk setempat mencurigainya melakukan pelecehan seksual terhadap sang bocah.

"Saya dibesarkan di sebuah negara yang dilanda perang, bom, pertempuran dan semua hal ini. Saya dibesarkan tanpa ayah. Saya mengalami kelaparan, haus, mengalami kemiskinan dan saya tahu bagaimana rasanya seorang anak yang merasa kelaparan," katanya.

"Ketika saya melihat hal itu, saya tidak bisa menutup mata dan berpangku tangan," ujarnya.

Pria yang meminta namanya tidak disebutkan ini mengatakan dia pulang dari bermain bola saat bocah laki-laki itu mendekati dia dan teman-temannya serta meminta makanan atau uang.

"Saya bilang kepadanya 'Saya punya makanan dan buah di dalam detensi. Apakah kamu mau masuk?' Dan dia bilang, 'iya, saya mau ikut dan mendapatkan buahnya'," katanya.

Pengungsi tersebut mengatakan dia dan teman-temannya kemudian berjalan bersama bocah itu melalui pintu gerbang yang dijaga petugas keamanan. "Petugas keamanan menanyai kami: 'Apa yang dia lakukan di sini?' Saya jawab dia butuh makanan dan buah, kami akan memberinya makanan dan buah," katanya.

"Para petugas membiarkan kami lewat dan masuk ke kompleks Oscar," jelasnya menyebutkan salah satu bagian pusat detensi tersebut.

Pengungsi itu melanjutkan sang bocah duduk di luar tempat tinggal di saat dia dan pria lainnya menyiapkan makanan untuk sang bocah. Kemudian petugas keamanan membawa anak itu ke luar dari detensi.

Tindakan pengungsi tersebut menjadi bahan pertengkaran di Australia karena Menteri Peter Dutton menyatakan hal itu menyebabkan meningkatnya ketegangan antara penghuni detensi dan penduduk setempat. Hal ini, katanya, berkontribusi terhadap terjadinya serangan terhadap pusat detensi oleh personel Angkatan Bersenjata Papua Nugini bersamaan dengan Jumat Agung yang lalu.

Namun pengungsi Afghanistan tersebut mengatakan tindakannya tersebut terjadi beberapa hari sebelum serangan serta diterima baik oleh bocah tersebut dan para petugas setempat. "Sayang sekali Peter Dutton mengatakan hal itu," katanya.

"Tindakan yang saya lakukan untuk anak ini merupakan bantuan. Di negara lain apakah memalukan untuk membantu anak yang malang? Di negara saya, hal itu dihormati dan kami semua melakukan hal seperti ini," katanya.

Menteri Dutton sebelumnya mengatakan dengan membawa bocah laki-laki ke dalam detensi tersebut menyebabkan kecemasan dalam masyarakat setempat dan berkontribusi pada terjadinya serangan terhadap pusat detensi itu. Dia mengaitkan hal itu dengan dugaan tentang serangan seksual di Manus Island, termasuk saat Dutton diwawancara Radio 2GB pada 27 April 2017.

"Kami telah melihat laporan itu. Kami prihatin dengan sejumlah tuduhan perilaku seksual oleh pencari suaka terhadap anak perempuan dan perempuan di Manus," kata Dutton.

"Saya sangat jelas mengatakan apa yang telah saya katakan. Saya yakin 100 persen," jelasnya.

"Saya tidak menyimpang dari apa yang saya katakan itu. Tidak akan, karena saya tahu apa yang saya katakan benar secara faktual. Itulah kenyataannya." ujarnya.

Pengungsi Afghanistan itu mengatakan ngeri karena tindakannya telah dikaitkan dengan serangan seksual. "Saya tidak bisa tidur, tidak bisa makan, saya tidak melakukan kejahatan apa pun. Hal ini membuatku gila," katanya.

Polisi di Manus Island mengatakan tidak melakukan penyelidikan atas kejadian dengan bocah laki-laki tersebut. Pasalnya, orang tua bocah itu tidak mengajukan laporan dan tidak ada kekhawatiran mengenai kondisi si bocah.

Komandan Polisi Provinsi Manus David Yapu kepada ABC mengatakan insiden menyangkut bocah tersebut tidak memiliki kaitan dengan serangan terhadap pusat detensi imigrasi di sana.

Diterbitkan Jumat 28 April 2017 oleh Farid M. Ibrahim dari berita ABC News

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/pencari-suaka-di-manus-island-bantah-lecehkan-bocah-setempat/8479984
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement