Senin 01 May 2017 14:00 WIB

Mantan PM Italia Matteo Renzi Kembali Pimpin Demokrat

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Perdana Menteri Italia, Matteo Renzi.
Foto: AP Photo
Perdana Menteri Italia, Matteo Renzi.

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Mantan perdana menteri Italia Matteo Renzi memenangkan pemilihan kembali menjadi pemimpin Partai Demokrat (PD). Ia mendapat lebih dari 70 persen suara, mengalahkan dua pesaing lainnya, Ahad (30/4).

Kemenangan pria berusia 42 tahun itu disebut membuat dirinya kembali ke garis depan politik nasional Italia. Renzi mengatakan siap mengemban kembali jabatan sebagai pemimpin PD dan berterima kasih kepada orang-orang yang telah mempercayai dirinya.

"Ini adalah tanggung jawab yang luar biasa, terima kasih kepada semua orang di Italia yang telah mempercayai saya kembali," ujar Renzi melalui akun jejaring sosial Instagram, dikutip BBC, Ahad (30/4).

Pemungutan suara untuk memilih ketua PD digelar di beberapa titik di jalan umum Italia mulai pukul 08.00 hingga 20.00 waktu setempat. Proses pemilihan terbuka untuk semua warga di negara itu yang berusia di atas 16 tahun.

Selain itu, warga Uni Eropa yang menetap di Italia juga boleh mengikuti pemilihan. Demikian dengan warga asing di luar Uni Eropa yang memiliki izin tinggal di negara itu, namun dengan syarat membayar uang sumbangan minimal dua euro.

Pemungutan suara secara internal dari PD pada awal April lalu juga telah menunjukkan kemenangan telak bagi Renzi. Ia berhasil mendapatkan 66,7 persen suara, sementara kedua pesaingnya yaitu Menteri Kehakiman Italia Andrea Orlando hanya meraup 25,3 persen dan politisi dari wilayah Puglia, Michele Emiliano dengan delapan persen suara.

Sebelumnya, Renzi telah mengundurkan diri dari partai yang mengusungnya itu pada Desember 2016. Hal ini dilakukan menyusul keputusannya tidak lagi menjabat sebagai perdana menteri Italia. Ia memilih langkah itu setelah rencana reformasi konstitusional yang ia kehendaki ditolak dalam referendum.

Gagasan reformasi yang diajukan Renzi saat itu disebut bertujuan memangkas birokrasi Italia dan membuat negara itu menjadi lebih kompetitif. Namun, referendum yang diadakan untuk menentukan apakah rencana itu dapat dilanjutkan ternyata tidak sesuai dengan harapannya.

Sebanyak 54 hingga 58 persen pemilih menyatakan tidak setuju dengan rencana reformasi konstitusi tersebut. Hanya 42 hingga 46 persen suara yang memilih mendukung rencana Renzi.

Dengan kembalinya Renzi ke panggung politik nasional Italia, ia mengatakan akan mempersiapkan PD untuk pemilihan parlemen pada Mei 2018. Jajak pendapat sempat menunjukkan partai sayap kiri tersebut kehilangan popularitasnya akibat konflik internal yang terjadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement