REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Petugas keamanan terpisah di sekitar Paris telah merusak hari terakhir kampanye menjelang pemilihan presiden Prancis pada Ahad (7/5). Seorang tersangka radikal yang memiliki senjata dan menjanjikan kesetiaan kepada ISIS ditangkap di utara Ibu Kota.
Sementara, aktivis Greenpeace yang menaiki Menara Eiffel untuk membentangkan spanduk, memicu sebuah pertemuan darurat dengan polisi. Dilansir dari BBC, Sabtu (6/5), calon Centrist Emmanuel Macron akan berhadapan dengan saingannya, Marine Le Pen, pada putaran final pemilihan pada Ahad. Berbagai jajak pendapat telah menunjukan Macron memimpin 20 poin persentase.
Pria yang ditangkap di Evreux, barat laut Paris, adalah seorang mualaf yang telah mendapat pengawasan ketat sejak tahun 2014 karena adanya radikalisasi. Le Monde mengatakan, dia adalah seorang mantan tentara berusia 34 tahun yang ditahan di dekat pangkalan udara.
Sebuah USB stick dengan janji kesetiaan kepada apa yang disebut ISIS, sebuah salinan dari bendera dan ISIS ditemukan di mobilnya, kata sumber. Dua revolver, senapan, dan amunisi kemudian ditemukan tersembunyi di dekat pangkalan.
Tiga hari sebelum putaran pertama pemungutan suara pada tanggal 23 April, petugas polisi Xavier Jugelé dibunuh oleh Karim Cheurfi saat bertugas di Champs Elysées. ISIS diklaim berada di balik serangan itu.