Selasa 09 May 2017 18:36 WIB

Populasi Jepang Diprediksi Turun pada 2016

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Yudha Manggala P Putra
Masyarakat Jepang
Foto: AP
Masyarakat Jepang

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Ada tren yang mengkhawatirkan terkait pertumbuhan penduduk di Jepang. Berdasarkan hasil sensus nasional terbaru yang dilakukan Institut Nasional untuk Populasi dan Penelitian Sosial Jepang, hampir seperempat penduduk Jepang yang berusia 50 tahun belum menikah.

Selain itu, hasil sensus tersebut juga menemukan, satu dari tujuh perempuan berusia 50 tahun di Jepang belum menikah. Angka ini menjadi angka tertinggi sejak sensus, yang pertama kali dilakukan pada 1920 silam.

''Jika dibandingkan pada sensus terakhir yang dilakukan pada 2010, ada kenaikan 3,2 persen di antara pria, dan 3,4 persen di antara wanita,'' tulis keterangan dari Institut Nasional untuk Populasi dan Penelitian Sosial Jepang, seperti dikutip The Independent, Selasa (9/6).

Tren ini terjadi, lanjut penjelasan Institut Nasional untuk Populasi dan Penelitian Sosial Jepang, lantaran kurangnya tekanan sosial terhadap orang yang belum menikah. Selain itu, ada kekhawatiran dari aspek finansial, terutama biaya dan penghidupan jika mereka memilih menikah. Bahkan, lembaga tersebut menyebut, jumlah orang Jepang yang single kemungkinan besar meningkat pada tahun-tahun mendatang.

Pasalnya, hasil survey lain menyebutkan, banyak remaja Jepang yang tidak berniat untuk menikah pada masa mendatang. Tidak hanya itu, penelitian itu juga menunjukan, ada lebih dari empat juta orang paruh baya di Jepang yang masih tinggal bersama orang tua mereka. ''Mereka juga masih bergantung secara finansial dengan orang tua mereka,'' tulis keterangan lembaga tersebut.

Berdasarkan penelitian tersebut, jika tren ini berlanjut, maka bukan tidak mungkin akan ada penurunan jumlah populasi di Jepang. ''Populasi (di Jepang) diperkirakan bisa turun, dari 127 juta, menjadi 88 juta orang pada 2016 mendatang. Bahkan, bisa mencapai angka hanya 51 juta orang pada 2115, jika tren ini terus berlanjut,'' lanjut keterangan lembaga tersebut.

Tidak hanya itu, pada 2065 diperkirakan sekitar 40 persen penduduk di Jepang akan menjadi warga lanjut usia. Para ekonom asal Jepang menyebut hal ini sebagai 'bom waktu demografi Jepang'. Selain itu, pada tahun lalu, tingkat kelahiran di Jepang pun turun menjadi di bawah satu juta. Hal ini terjadi pertama kali sejak sensus dimulai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement