Sabtu 20 May 2017 19:52 WIB

Mayang, Transgender Indonesia di Brisbane, Tewas karena Tusukan di Leher

Mayang Prasetyo, transgender asal Indonesia (kiri) dan pasangannya Marcus Volke. Mayang terbunuh pada Oktober 2014 di Brisbane, Australia.
Foto:

Bau busuk arahkan penemuan

Beberapa jam setelah pembunuhan, bau busuk mulai tercium dari apartemen pasangan itu, menimbulkan kecurigaan para manajer bangunan. Volke telah mencoba melarutkan jenazah Mayang Prasetyo menggunakan bahan kimia , termasuk soda kaustik yang dipanaskan di atas kompor.

Seorang tukang listrik dipanggil saat pengoperasian alat dapur yang menyebabkan pemadaman listrik gedung apartemen. Hal ini membuat para manajer memeriksa apartemen. Volke mengatakan kepada mereka ia sedang memasak kaldu daging babi. Melihat darah, para manajer itu kemudian memanggil polisi.

Pasangan ini menikah di Denmark pada bulan Agustus 2013 -tapi ini adalah pernikahan ‘kontrak’.
Pasangan ini menikah di Denmark pada Agustus 2013 -tapi ini adalah pernikahan ‘kontrak’. Facebook

Polisi awalnya tak curiga

Sejauh pengamatan petugas polisi yang pertama kali datang memeriksa apartemen Volke, yakni Bryan Reid dan Liam McWhinney, mereka hanya datang untuk melakukan pemeriksaan sederhana. Dalam database polisi, tak ada informasi yang mengkhawatirkan mengenai Volke atau Mayang Prasetyo.

Polisi Senior Reid mengatakan pada pemeriksaan itu ia mencium bau itu begitu mereka tiba. "Itu bau yang tak sedap, sesuatu yang belum pernah saya cium sebelumnya - saya benar-benar tak bisa menggambarkannya," kata Bryan Reid.

Volke membuka pintu dan mengatakan kepada polisi ia dan Mayang Prasetyo memang bertengkar tapi Mayang sudah pergi dan ia tak tahu kemana Mayang pergi. Petugas menggambarkan Volke sebagai sosok yang tenang dan patuh. Volke mengakui ada darah di apartemennya dan tangannya telah teriris.

Baru pada saat polisi Reid dan McWhinney meminta masuk ke unit apartemennya, mereka melihat adanya perubahan dalam sikap Volke. Volke mengatakan kepada mereka ia perlu mengamankan anjingnya sebelum membiarkan mereka masuk, tapi menutup dan mengunci pintu kemudian kabur dari apartemen.

Petugas sempat mengejarnya tapi mereka tak bisa menemukannya. Interaksi mereka dengan Volke dan aksi pengejaran itu semuanya tercatat di kamera yang terpasang di tubuh mereka, barang bukti yang diputar ulang selama pemeriksaan.

Volke dan Mayang
Volke dan Mayang bertemu di Melbourne pada tahun 2013 dan bepergian keliling Asia dan Eropa sebelum menetap di Brisbane. Facebook

Salah duga temuan potongan tubuh

Ketika Polisi Reid dan McWhinney kembali ke apartemen untuk mencarinya, gambaran menyeluruh tentang kejahatan tersebut mulai bermunculan. Polisi McWhinney menggambarkan penemuan panci yang berisi kaki manusia di lantai dapur sebagai "lelucon gila" sebelum menyadari itu adalah adegan pembunuhan.

Tubuh Volke kemudian ditemukan di tempat pembuangan limbah terdekat. Terrry Ryan menyimpulkan Volke "meninggal sebagai akibat tindakannya sendiri".

Karena kematian Volke terjadi pada saat polisi hadir, hal itu dianggap sebagai kematian dalam tahanan yang menyebabkan adanya pemeriksaan forensik pekan ini. Terry Ryan merasa puas tindakan dan keputusan yang dibuat oleh polisi sudah tepat.

"Kematian Volke tak bisa dicegah dengan kehadiran petugas," katanya.

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

Diterbitkan: 17:10 WIB 19/05/2017 oleh Nurina Savitri.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/kematian-mayang-prasetyo-di-brisbane-disebabkan-tusukan-leher-o/8543060
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement