Rabu 31 May 2017 20:46 WIB

Bos Intelijen Australia Bela Pengungsi Soal Terorisme

Penangkapan terduga teroris di kawasan Parramatta, Sydney, Australia pada Mei 2016.
Foto: ABC
Penangkapan terduga teroris di kawasan Parramatta, Sydney, Australia pada Mei 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Direktur Jenderal badan intelijen Australia ASIO Duncan Lewis membela komentarnya terorisme yang membuat Partai One Nation murka serta menimbulkan kekhawatiran Pemerintah Koalisi. Duncan Lewis menghadapi kecaman keras dari One Nation setelah menjawab pertanyaan pemimpin partai tersebut, Pauline Hanson bahwa program pengungsi bukanlah sumber terorisme di Australia.

Senator One Nation, Malcolm Roberts mengunggah pernyataan dalam akun Twitternya "Jika ASIO tidak dapat melihat hubungan antara pengungsi dan terorisme, kita berada dalam bahaya jauh lebih besar dari yang saya duga," katanya.

Masalah ini kemudian berlanjut dalam pertemuan Partai Koalisi, Selasa (30/5). Jaksa Agung George Brandis telah mengatur agar Duncan Lewis memaparkan masalah ini di hadapan anggota parlemen dari faksi pemerintah.

Duncan Lewis
Direktur Jenderal ASIO, Duncan Lewis, saat berada di acara National Press Club di Canberra.

AAP: Lukas Coch

Pada Rabu (30/5), Lewis bersikukuh dengan komentarnya itu. Ia mengatakan puluhan ribu pengungsi datang ke Australia dalam beberapa dekadae terakhir ini dan sedikit sekali dari mereka yang menjadi target perhatian ASIO dan sedikit yang telah terlibat dalam perencanaan teroris.

Lewis mengakui tiga serangan teroris fatal di Australia dalam beberapa tahun terakhir melibatkan pengungsi atau anak keturunan dari pengungsi. "Saya tidak menyangkal hal itu ... tapi konteksnya sangat penting, alasan mereka melakukan teror bukan karena mereka adalah pengungsi, tapi karena interpretasi yang ekstrem dari pandangan Islam Sunni yang mereka adopsi," ujar Lewis kepada Radio National milik ABC.

Lewis mengatakan mereka mengalami radikalisasi dengan melihat materi online, sejak usia muda di rumah, di kamar tidur mereka dengan menyerap materi brutal ini. Ia membela program pengungsi Australia dan mengatakan tindakan penyaringan cukup memadai dan sistem pengendalian perbatasan berjalan baik.

Mantan perdana menteri Australia, Tony Abbott menuduh Lewis berupaya menghindari kerumitan dari masalah ini. Namun, Lewis menolak kritikan apa pun.

"Saya di sini bukan untuk menjelekkan komunitas Islam. Saya berada di sini untuk menjaga masyarakat Australia tetap aman dan ASIO bekerja sangat keras setiap hari mengenai isu teroris," katanya.

Tapi menurut dia tidak mungkin mencegah semua serangan, dan merujuk pada 12 rencana serangan di Australia yang digagalkan sejak September 2014. Empat serangan teroris berhasil dilakukan.

"Ini menunjukkan kita memiliki aturan ketat untuk mengecek latar belakang dan mencegah calon teroris melakukan aksinya, tapi ini bukan berarti tak pernah gagal," kata Lewis.

Dari 12 serangan teroris yang digagalkan, ia mengatakan 11 direncanakan oleh pemuda yang mengalami radikalisasi dengan semnagat sekte ekstremis Sunni. Satu serangan dilakukan oleh ekstremis sayap kanan, yang tidak ada hubungannya dengan Islam.

Diterbitkan oleh Erwin Renaldi pada 31/05/2017. Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/badan-intelijen-australia-bersikukuh-teroris-bukanlah-pengungsi/8575308
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement