Selasa 06 Jun 2017 13:14 WIB

Polisi Tangani Penyanderaan Melbourne Sebagai Kejadian Teror

Satuan kepolisian berada di kompleks apartemen di Bay Street, lokasi penyanderaan terjadi.
Foto: ABC
Satuan kepolisian berada di kompleks apartemen di Bay Street, lokasi penyanderaan terjadi.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Kepolisian Victoria, Australia mengatakan memperlakukan situasi penembakan dan penyanderaan di Melbourne, Senin malam (5/6) sebagai kejadian terorisme. Insiden penyanderaan tersebut berakhir dengan tewasnya dua orang, termasuk pria bersenjata Yacqub Khayre, yang pernah terkait rencana menyerang markas Angkatan Darat Australia di Holsworthy, Sydney.

Komisaris Kepolisian Victoria, Graham Ashton mengatakan Yacqub Khayre (29 tahun) asal Roxburgh Park di pinggiran Melbourne, memiliki riwayat kriminal yang panjang. Yacqub baru saja keluar penjara karena mendapatkan bebas bersyarat.

Yacqub pernah dituntut namun dibebaskan oleh majelis hakim terkait sebuah rencana penyerangan barak angkatan darat Australia Holsworthy, di Sydney pada 2009. Tiga dari teman-temannya yang juga tertuduh dinyatakan bersalah telah merencanakan serangan teroris tersebut, sebagai balasan atas tindakan militer Australia di Timur Tengah.

Sebelumnya, kelompok ISIS langsung mengklaim bertanggung jawab atas insiden penyanderaan di Melbourne, Senin malam. Dalam insiden tersebut seorang pria terbunuh, beberapa polisi terluka, seorang wanita disandera sebelum Yacqub ditembak mati.

 

Komisaris Ashton mengatakan penyanderaan tersebut diperlakukan sebagai "insiden terorisme", namun memperingatkan bahwa klaim yang dibuat IS adalah "hal yang mereka langsung klaim seperti di kebanyakan insidein". Komisaris Ashton mengatakan tidak ada bukti yang mengindikasikan Khayre bertindak atas pesanan dari luar negeri.

Yacqub Khayre saat meninggalkan pengadilan Melbourne pada 23 Desember 2010.
Yacqub Khayre saat meninggalkan pengadilan Melbourne pada 23 Desember 2010.

AAP: Julian Smith

"[Khayre] memiliki sejarah kriminal yang panjang, tapi juga dari apa yang kita kumpulkan dari komentar-komentar yang ia buat terkait ISIS dan Alqaidah membuat kami memasukkan ini ke dalam kategori terorisme. Kami belum tahu apakah ini adalah sesuatu yang ia rencanakan atau apakah itu keputusan dibuat untuk maksud tertentu," katanya.

Baca: Turnbull Sebut Aksi Penyanderaan Melbourne Pengecut

Komisaris Ashton mengatakan Khayre dibebaskan dengan pembebasan bersyarat pada November setelah menjalani hukuman penjara karena pelanggaran yang tidak terkait dengan yang dituduhkannya. "Dia baru saja dihukum penjara, keluar akhir tahun lalu dan telah dibebaskan bersyarat hingga melakukan aksi pelanggaran ini tadi malam," katanya.

"Orang ini bukanlah seseorang yang jadi perhatian utama kita saat ini, dan kami tidak menganggap [ia berencana] melakukan tindakan ini."

Polisi pagi ini menggeledah sebuah rumah di Roxburgh Park, tempat Yacqub tinggal dengan ibunya. ISIS menerbitkan sebuah pernyataan melalui kelompok propaganda Amaq, yang mengatakan serangan di Melbourne dilakukan oleh salah satu tentaranya. Klaim tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen oleh ABC.

Suasana lokasi di pagi hari setelah kejadian berlangsung.
Suasana lokasi di pagi hari setelah kejadian berlangsung.

ABC News: Patrick Rocca

Diawali dengan laporan ledakan, pria terbunuh

Yacqub ditembak mati setelah baku tembak dengan polisi yang berlangsung lebih dari satu jam di apartemen servis, di jalan Bay Street kawasan Brighton. Saluran televisi di Australia, Channel 7 melaporkan kantor beritanya di Melbourne menerima telepon sebelum penembakan dari seorang pria yang mengatakan: "Ini untuk ISIS, ini untuk Alqaidah."

Komisaris Ashton mengatakan telepon tersebut sedang diselidiki. Pengepungan dimulai tepat pukul 16:00 waktu setempat, setelah layanan darurat menanggapi laporan adanya suara ledakan di gedung apartemen.

Polisi menemukan mayat seorang pria dengan luka tembak di bagian foyer apartemen. Komisaris Ashton mengonfirmasi pria tersebut adalah seorang warga negara Australia kelahiran Cina, bekerja di gedung apartemen tersebut. Menurut Komisaris Ashton ia berada di tempat yang salah, pada waktu yang salah.

Tepat sebelum pukul 18.00, Yachtib meninggalkan gedung dan menembak polisi, yang membalas tembakan dan membunuhnya. Tiga pria anggota kepolisian ikut ditembak Yachtib saat baku tembak terjadi.

Mereka mengalami lluka yang tidak mengancam jiwa. Dua diantaranya terluka di bagian tangan dan satu terluka di leher.

Seorang wanita berusia 20-an, yang disandera oleh Yacqub diselamatkan. Polisi memastikan perempuan tersebut adalah seorang wanita penghibur, yang dipanggil oleh Yacqub.

Polisi yakin pria bersenjata itu bertindak sendiri

Komisaris Ashton mengatakan polisi tidak memiliki informasi apakah akan ada ancaman yang terus berlanjut terhadap masyarakat. "Tidak ada yang kami temukan sejauh ini yang merujuk akan adanya sesuatu yang direncanakan, atau dilakukan bersamaan dengan yang lain," katanya.

"Kami percaya hingga saat ini, ia bertindak sendiri dan tidak ada ancaman berlanjut sehubungan dengan plot apa pun. Ia bukan orang yang menjadi perhatian utama dalam kaitannya dengan aspek terorisme. Ini adalah kejahatan pidana yang lebih serius yang pernah dia hadapi."

Jacinta Carroll, pemimpin Pusat Kebijakan Antiterorisme di Institut Kebijakan Strategis Australia, mengatakan penggunaan kata "prajurit" oleh Amaq saat merujuk pada serangan tersebut memiliki arti Khayre tidak terlibat langsung dengan ISIS.

"Itulah bahasa yang mereka gunakan saat mereka mengkonfirmasi ada orang yang selaras dengan ideologi ekstremis Islam, tapi mereka tidak terlibat di dalamnya," katanya.

"Ini terlihat sangat mirip dengan ... serangan yang dilakukan oleh pelaku individu yang pernah kita lihat di Eropa," katanya.

"Ideologi jihad semacam ini memungkinkan seseorang mengambil senjata, mengklaimnya atas nama mereka, dan ini soal ancaman berbahaya yang kita hadapi."

Graeme Hisgrove, yang tinggal di sebelah apartemen mengatakan polisi menggunakan pekarangannya sebagai daerah operasi.
Graeme Hisgrove, yang tinggal di sebelah apartemen mengatakan polisi menggunakan pekarangannya sebagai daerah operasi.

ABC News

Graeme Hisgrove, yang tinggal di sebelah apartemen servis, mengatakan polisi telah menggunakan halaman belakang rumahnya selama operasi mereka. "Saya berada di halaman belakang dan saya mendengar suara ledakan besar, dan ketika saya pergi ke jalan untuk melihat apa yang sedang terjadi, semua polisi ada di sana dan menyuruh kami kembali ke rumah," katanya.

"Saya berlari kembali ke rumah dan selanjutnya Saturan Operasi Khusus muncul dan melewati rumah dan kemudian mengintai batas kami. Kami baru saja berada di ruang depan rumah dan tembakan mulai terjadi, jadi kami semua membentur dek di lantai dan tidak tahu apa yang sedang terjadi."

Diterbitkan pada Selasa 6/06/2017 pukul 11:14 dari laporan aslinya dalam bahasa Inggris, baca di sini.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/insiden-penyanderaan-di-melbourne/8592770

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement