Sabtu 10 Jun 2017 17:14 WIB

Pakistan Tempuh Jalur Diplomatik untuk Qatar

Rep: SRI HANDAYANI/ Red: Budi Raharjo
Kantor berita Qatar, Qatar News Agency (QNA).
Foto: Reuters
Kantor berita Qatar, Qatar News Agency (QNA).

REPUBLIKA.CO.ID,ISLAMABAD -- Parlemen Pakistan menunjukkan perhatian terhadap masalah blokade dan pemutusan hubungan diplomatik antara Qatar dan negara-negara Arab. Lembaga ini meminta Pemerintah Pakistan membantu mediasi krisis antara kedua belah pihak.

"Lembaga ini mengajak semua negara menunjukkan kepedulian dan menyelesaikan semua perbedaan dengan dialog,” kata sebuah pernyataan pada Kamis.

Kementerian Luar Negeri Pakistan menunjukkan kepedulian yang sama terhadap krisis yang kini meningkat, namun tak menunjukkan dukungan pada salah satu pihak. Ia mengatakan, Pakistan percaya persatuan negara-negara Muslim perlu terus diserukan.

“Oleh karena itu, kami peduli terhadap situasi ini,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan, Nafees Zakaria, pada Kamis, seperti dikutip aljazirah.

Zakaria enggan berkomentar apakah Pakistan akan melakukan langkah tertentu untuk memediasi krisis atau justru ikut memblokade Qatar. Ia juga tak berkomentar ketika ditekan mengenai posisi Pakistan terhadap tuduhan “mendukung terorisme” yang dilontarkan Arab Saudi, Uni Emirat Arat (UAE), Mesir, dan Bahrain kepada Qatar.

Seperti diketahui, Pakistan memiliki hubungan strategis dan ekonomis dekat dengan Arab Saudi. Sementara itu, Arab Saudi merupakan pihak yang memulai ajakan blokade dan pemutusan hubungan terhadap Qatar.

Data pemerintah Pakistan menyebutkan, lebih dari 1,9 juta warga Pakistan hidup di Arab Saudi. Sebagian besar merupakan pekerja tak terlatih. Sebanyak 1,2 juta yang lain tinggal di UAE. Qatar, di sisi lain, hanya menampung 115 ribu warga Pakistan.

Para ekspatriat ini memiliki dampak signifikan pada kondisi ekonomi Pakistan, sebab memberikan devisa bagi negara. Para analis meyakini, upaya apapun untuk memulangkan para pekerja atau menutup kantung devisa akan sangat berpengaruh pada kondisi ekonomi negara tersebut.

sumber : Center
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement