Senin 12 Jun 2017 04:00 WIB

Qatar Siap Mendengar dan Berdialog

Kota Doha, Qatar
Foto: pixabay
Kota Doha, Qatar

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Kuwait menyebut Qatar siap berdialog dengan negara-negara Teluk Arab yang telah memotong hubungan diplomatik dan ekonomi. Hal ini lantaran pemutusan hubungan itu berdampak menjadi salah satu krisis regional terburuk.

"Kuwait menegaskan kesiapan saudara-sauda di Qatar untuk memahami kekhawatiran saudara-saudaranya (negara Arab Teluk) untuk meningkatkan keamanan dan stabilitas bersama," kata Menteri Luar Negeri Kuwait, Sheikh Sabah al-Khalid Al-Sabah.

Kuwait, yang telah mempertahankan hubungan dengan Qatar dan sering bertindak sebagai mediator dalam perselisihan regional, mengatakan bahwa pihaknya ingin menyelesaikan perselisihan tersebut.

Upaya mediasi sebelumnya sudah dilakukan oleh Kuwait di mana shuttled antara Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Qatar masih belum mencapai suatu titik kesepakatan.

"Apakah ini awal dari kebijaksanaan dan pemikiran yang masuk akal? Saya harap demikian," menteri luar negeri UAE untuk urusan luar negeri Anwar Gargash menanggapi pernyataan Kuwait yang menyatakan Qatar siap mendengar negara Arab Teluk.

Maroko, sekutu dekat negara-negara Teluk, mengatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya akan tetap netral dan menawarkan untuk memfasilitasi dialog.

"Jika negara-negara menginginkan, Maroko siap menawarkan jasanya untuk memfasilitasi dialog yang jujur ​​dan menyeluruh dalam urusan non-internal dan mendukung perang melawan ekstremisme agama," kata Menteri Luar Negeri Maroko.

Presiden AS Donald Trump pada awalnya menawarkan untuk menjadi mediator Qatar dan negara Arab Teluk. Namun, Jumat (9/6), AS justru mengubah pandangannya dan turut menuduh Qatar menjadi sponsor terorisme tingkat tinggi.

Wakil Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman membahas upaya untuk melawan terorisme dan ekstremisme dalam sebuah telpon dengan Sekretaris Negara AS Rex Tillerson. Namun, seorang diplomat Qatar mengatakan bahwa krisis tersebut justru mencerminkan kurangnya kepemimpinan dan menjadi kegagalan AS di Teluk.

Untuk diketahui, sejumlah negara tetangga Qatar memutuskan hubungan dengan Qatar. Qatar ditutuduh mendukung aktivitas terorsisme. Akibatnya Qatar pun mengalami krisis rantai pasokan karena negara-negara Arab Teluk memutus pasokan mereka.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement