Jumat 30 Jun 2017 19:19 WIB

Sindikat Narkoba Gunakan Drone untuk Pantau Polisi

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Sindikat narkoba internasional berjumlah tujuh orang dengan modus menggunakan drone (wahana tanpa awak) untuk memantau kegiatan polisi ditangkap di Melboune. Mereka diciduk berkenaan dengan pengiriman kokain bernilai $30 juta dari Panama.

Polisi mengatakan ketujuh pria tersebut empat berasal dari Australia, seorang dari Inggris, dan dua dari Kanada. Semua komplotan narkoba ini ditahan hari Kamis (29/6) setelah pengiriman narkoba tersebut tiga tiga hari sebelumnya.

"Hari Senin, sebuah kapal barang The Spirit of Shanghai tiba di Port of Melbourne dari Panama." kata Commander John Beveridge dari Kepolisian Federal Australia (AFP) .

"Salah satu kontainer yang kami periksa berisi tiga tas kain yang berada di dalam kontainer tersebut."

"Masing-masing tas itu berisi 26 kotak kokain. Jumlah kokain diperkirakan bernilai jual sekitar $ 30 juta (sekitar Rp 300 miliar)."

Hari Kamis, petugas melakukan menggerebekan terhadap 12 properti di Melbourne, dengan menahan para pria tersebut di Essendon, Carlton dan South Yarra. Polisi juga mengatakan mereka menyita uang tunai sekitar $ 580 ribu (Rp 5,8 miliar).

Ketujuh pria tersebut telah dikenai tuduhan perdagangan narkoba dan pencucian uang. "Selama masa penyelidikan, sindikat ini menggunakan drone untuk melakukan pemantauan terhadap kegiatan polisi." kata Commander Beveridge.

"Sindikat ini menggunakan drone ketika mereka mengadakan pertemuan, untuk melakukan tindak pemantauan, melihat apakah ada petugas berwenang yang melihat pertemuan mereka."

"Kami belum pernah melihat hal ini banyak dilakukan sebelumnya. Memang sudah pernah digunakan. Namun sindikat ini banyak menggunakannya."

"Ini membuat petugas pemantau kami harus melakukan cara lain guna mengalahkan mereka."

"Sindikat seperti ini semakin canggih, demikian juga kami. Kami memang harus mengantisipasi semua ini."

Permintaan narkoba terus meningkat

Operasi yang dilakukan polisi ini melibatkan kesatuan polisi dari berbagai negara.

Kami sudah bekerja sama dengan rekan kami di Amerika Selatan dan Amerika Utara, dan juga di berbagai kawasan Asia selama penyelidikan." kata Commander Beveridge .

James Watson dari Pabean Australia yang sekarang bernama Australian Border Force (ABF) mengatakan permintaan narkoba di Australia semakin meningkat namun pihak berwenang sudah berhasil mengurangi pasok.

"Permintaan terus meningkat. Kami berhasil menemukan narkoba di perbatasan kami lebih banyak dibandingkan sebelumnya." katanya.

"Penangkapan ini berarti semakin sedikit kokain yang akan mencapai warga Australia, dan jutaan dolar tidak akan masuk ke kantong sindikat kriminal ini."

"Ini adalah usaha yang canggih dan terencana dengan baik oleh para penjahat untuk mengimpor kokain dalam jumlah besar ke Victoria." kata Watson.

Diterjemahkan pukul 15:45 AEST 30/6/2017 oleh Sastra Wijaya dan simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement