REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT CITY -- Pemerintah Qatar telah memberikan tanggapan atas 13 tuntutan dari negara-negara Teluk Arab. Pertemuan dengan perwakilan dari Arab Saudi, Mesir, Bahrain, dan Uni Emirat Arab (UEA) akan dijadwalkan untuk dilakukan pada Rabu (5/7) besok.
Respons dari Qatar disebut akan menjadi fokus utama pertemuan Qatar dan empat negara Teluk Arab. Tanggapan itu juga sebelumnya disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani kepada Menteri Luar Negeri Kuwait Sheikh Sabah Al Ahmad Al Sabah pada Senin (3/7). Kuwait menjadi negara mediator untuk menghentikan konflik di Timur Tengah.
Krisis dimulai pada 5 Juni dengan keputusan Arab Saudi, Mesir, Bahrain, dan UEA untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Kemudian tiga negara lain, yaitu Yaman, Maladewa, Libya Timur, Mauritania, dan Senegal mengikuti langkah serupa.
Qatar dituding telah mendukung kelompok teroris, termasuk Ikhwanul Muslimin. Negara itu disebut juga mendanai, merangkul terorisme, ektremisme, serta organisasi sektarian yang dianggap berbahaya untuk keamanan nasional masing-masing tersebut, serta seluruh wilayah di Timur Tengah.
Dengan keputusan pemutusan hubungan diplomatik, Arab Saudi dan tiga negara Teluk lainnya menutup perbatasan dengan Qatar. Jalur transportasi melalui darat, laut dan udara juga seluruhnya diblokade.
Pada 22 Juni lalu, Arab Saudi, UEA, Bahrain, dan Mesir mengeluarkan 13 tuntutan sebagai syarat mengakhiri blokade dan seluruh tindakan anti-Qatar. Batas waktu yang diberikan dalam memenuhi permintaan tersebut adalah 10 hari.
Namun, dalam pernyataan bersama, keempat negara mengumumkan bahwa akan memperpanjang batas waktu bagi Qatar untuk memenuhi tuntutan tersebut. Dijadwalkan, hari terakhir mereka menerima tanggapan adalah pada Ahad (9/7) mendatang.
Tuntutan yang diajukan oleh empat negara Teluk Arab diantaranya meliputi Qatar harus menutup stasiun televisi media Al Jazeera.Kemudian, negara itu juga diminta menutup pangkalan militer Turki yang ada di wilayahnya, dan membuat jarak dalam berhubungan dengan Iran.
Sebelumnya, Al Thani mengatakan bahwa Qatar mungkin tidak akan memenuhi seluruh tuntutan tersebut. Namun, pihaknya tengah mencari upaya melalui dialog untuk menyelesaikan krisis Timur Tengah.
Hal itu karena beberapa dasar dari tuntutan tersebut adalah tuduhan yang dibantah tegas oleh Qatar. Seperti memiliki kedekatan dengan Iran. Kemudian, negara itu juga tidak menerima dugaan bahwa mereka mendukung kelompok-kelompok militan seperti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), hingga Al-Qaeda.